Dosen pangampu: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
NIM: 43221010117
Nama: Galuh Aura Dianty
Kampus: Universitas Mercu Buana
Input output merupakan teknik baru yang diperkenalkan oleh Profesor Wassily W. Leontief pada 1951. Teknik ini dipergunakan untuk menganalisis hubungan antar industri dalam rangka memahami saling ketergantungan dan kompleksitas perekenomian serta kondisi untuk mempertahankan keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Teknik ini juga dikenal sebagai “analisa industri”.
Menurut Profesor J.R. Hicks input adalah “sesuatu yang dibeli untuk perusahaan”, sedang output adalah “sesuatu yang dijual oleh perusahaan”. Input diperoleh tetapi output diproduksi. Dengan kata lain, input merupakan pengeluaran perusahaan, dan ouput merupakan penerimaannya.
Model ekonomi Leontief merupakan model untuk menganalisis input dan output dari sistem ekonomi. Pada dasarnya, model input-output Leontief menggunakan matriks, atau sistem persamaan linier, untuk merepresentasikan perekonomian suatu negara. Representasi ini menunjukkan betapa bergantungnya suatu industri terhadap industri lain dalam sistem ekonomi. Tujuan dari analisis input-output adalah untuk memprediksi tingkat output yang harus diproduksi oleh masing-masing sektor untuk memenuhi tingkat permintaan akhir.
CONTOH PERHITUNGAN INPUT-OUTPUT LEONTIEF
Dalam mencari keluaran atau output dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
X = AX + C -> X – AX = C
Atau (I – A)A = C
Keterangan:
X = jumlah keluaran
A = matriks masukan
C = matriks permintaan akhir
Jika matriks I – A bukan matriks singular yakni |I – A| 0, maka rumusnya adalah X = (I – A)-1. f
Karena pada soal diketahui koefisien inputnya (matrik) dan f sebagai matriks jumlah permintaan akhirnya, maka yang harus dilakukan hanyalah menghitung jumlah keluaran (X). Untuk tahap pertama yang harus dihitung adalah mengurangi matriks Identitas dengan matriks A dengan rumus sebagai berikut:
Setelah dilakukan perhitungan atas matriks leontief maka selanjutnya perlu diperhitungkan atas determinan matrik identitas dikurang matrik input. Setelah dilakukan perhitungan determinan, maka akan dihitung adjoin matriks (I - A) sehingga dapat dilanjutkan untuk mencari output leontief dari matrik input.
Berdasarkan perhitungan contoh soal di atas, maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa keputusan dalam penginputan suatu matriks akan berpengaruh dalam keberlangsungan hidup suatau perusahaan atau entitas. Hal tersebut terjadi karena dalam sebuah sistem akan terjadi kegiatan input, proses, dan lalu terjadi output, dimana sebelum melakukan kegiatan input perusahaan akan mngukur sebuah keputusan melalui 3E, yaitu: Ekonomis, Efisien dan Efektif.
Pada contoh kasus di atas, diputuskan untuk melakukan penginputan teknologi menggunakan model matriks dengan permintaan matriks yaitu f1 = 20; f2 = 0; f3 = 100. Dari perhitungan matriks yang sudah dilakukan maka akan didapatkan hasil data berupa output. Pada contoh kasus tersebut, output ditunjukkan dalam bentuk [50, 36,144]. Untuk menginterpretasikan hasil ini, diperlukan pemahaman tentang matriks teknologi input yang diberikan. Dalam konteks ini, ada tiga faktor input yang disebutkan yaitu f1, f2, dan f3. Ketiga faktor input ini menunjukkan seberapa besar produksi yang dihasilkan oleh setiap tiga faktor produksi tersebut.
Faktor produksi f1 yang memiliki permintaan akhir sebesar 20, dimana setelah dilakukan perhitungan seperti pada gambar di atas, maka faktor input f2 dapat menghasilkan output sebesar 50 yang menunjukkan bahwa faktor produksi tersebut berdampak signifikan terhadap output dalam penggunaan teknologi informasi akuntansi.
Semakin besar nilai f1, maka semakin besar juga output yang dihasilkan dalam penggunaan teknologi tersebut. Hal ini dapat menunjukkan penerapan teknologi informasi yang terkait dengan f1, seperti sistem basis data. Analisis tersebut diperkuat dengan hasil perhitungan faktor input f2 sebesar 0 dengan hasil output sebesar 36 dimana hasil ini menjadi yang terendah di antara faktor input lainnya. Sedangkan fakto input f3 sebesar 100 menghasilkan output sebesar 144.
Dari hasil analisis pada contoh kasus di atas, teknologi yang diinput memberikan nilai tambah yang signifikan. Faktor produksi f1 dan f3 memberikan kontribusi yang signifikan terhadap output, sehingga memberi penilaian efektif dalam setiap pengkerjaannya. Sementara itu, faktor produksi f2 memberikan kontribusi yang efisien meskipun dengan input yang rendah. Hal ini dapat menjadi dasar untuk mengoptimalkan penggunaan faktor produksi dalam penggunaan teknologi informasi akuntansi, dimana jika memperhatikan faktor-faktor tersebut, maka dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Berikut ini merupakan manfaat atau nilai tambah teknologi informasi Akuntansi, yaitu:
- Mempercepat pertukaran informasi
- Mempermudah akses informasi
- Meningkatkan efisiensi dan produktivitas
- Mengurangi biaya dan meningkatkan keuntungan
- Meningkatkan kualitas hidup
- Membuka peluang baru
Citasi:
- Purnomo, R. A. (2019, November 20). MODEL INPUT-OUTPUT UNTUK ANALISIS PEREKONOMIAN DAERAH. Retrieved from https://www.purnomo.co.id/2019/11/model-input-output-untuk-analisis.html
- Arifin, S. (2023, May 10). Mengenal Teknologi Informasi: Pengertian dan Manfaatnya di Era Digital. Retrieved from Gamelab Indonesia: https://www.gamelab.id/news/2425-mengenal-teknologi-informasi-pengertian-dan-manfaatnya-di-era-digital
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H