Mohon tunggu...
Tika Gartikayati
Tika Gartikayati Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Wanita biasa yang tidak punya pengaruh apa apa dan tidak bisa dipengaruhi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Cinangerang Jalur Alternatif Menuju Baduy (Bagian Kedua)

11 Desember 2013   21:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:02 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalan bebatuan yang masih bisa dilewati oleh motor disepanjang jalan menandakan bahwa masih berada di perkampungan penduduk lokal sampai akhirnya melewati jembatan yang berangka besi dengan kondisi finishing penutup lantai dari kayu yang sudah tidak layak dan aman lagi untuk dilalui, Hal ini terbukti mas Eko salah satu peserta dari trip ke baduy ini nyaris jatuh ke dalam sungai ketika kayu penutup lantai tidak seimbang karena menghindari motor dari arah berlawanan.

[caption id="attachment_298035" align="aligncenter" width="300" caption="Tugu memasuki baduy Luar (koleksi pribadi)"]

1386769741299737674
1386769741299737674
[/caption]

Terlihat tugu yang bertuliskan Selamat datang di kawasan Hakulayat Masyarakat baduy Desa Kanekes, terlihat beberapa rombongan lain yang juga akan melalukan perjalanan ke baduy, hanya saja berbeda dalam mengambil jalur

[caption id="attachment_298038" align="aligncenter" width="300" caption="Indahnya alam baduy ini (gambar dipinjam dari kamera mas Eko)"]

13867709431762977060
13867709431762977060
[/caption] [caption id="attachment_298039" align="aligncenter" width="300" caption="Bapak pemanggul pisang (koleksi pribadi)"]
13867710271366738138
13867710271366738138
[/caption] [caption id="attachment_298040" align="aligncenter" width="300" caption="kondisi jalan yang tidak pernah datar (gambar dipinjam dari kamera mas Eko)"]
1386771126397957358
1386771126397957358
[/caption] [caption id="attachment_298054" align="aligncenter" width="300" caption="Beginilah bocah baduy dalam mengangkut barang bawaan kami. di kepalanya (gambar dipinjam dari kamera Bu Nurul)"]
13867732701559124674
13867732701559124674
[/caption]

Perjalanan belumlah berakhir, dari kejauhan nampak pemandangan yang eksotik di baduy luar ini. Ladang jagung, huma padi dan tanaman kluwek serta rumbia menghiasi perjalanan, Ibu Nurul yang saya rekomendasikan untuk menggunakan tongkat sangat membantu sekali menuruni ataupun menaiki jalan yang tidak selalu datar tetapi semua itu tidak menurunkan semangat kami untuk terus melanjutkan perjalanan. Dari kejauhan nampak seorang bapak paruh baya bmengangkut hasil bumi berupa pisang. Pisang apa itu tanyaku kepada Bang sanip poter setiaku. Itu pisang susu namanya, karena biasanya dimakan untuk anak anak yang di bubuy (di kubur dalam abu sisa pembakaran kayu bakar yang masih panas).

[caption id="attachment_298042" align="aligncenter" width="300" caption="Jembatan bambu pintu gerbang memasuki baduy dalam (gambar dipinjam dari kamera Mba Rea)"]

1386771440216995455
1386771440216995455
[/caption]

Dan oops didepan sana ada sebuah jembatan sederhana yang terbuat dari bambu yang katanya sudah akan memasuki baduy dalam, Jadi sebelum mematikan barang barang yang berbau elektronik, ada baiknya berfoto sejenak, karena ketika saya tanyakan apabila ada yang tidak mematuhi larangan tersebut mereka akan merampas kamera kita untuk dibuang memory cardnya.

Bersambung....

Note

1. Tulisan ini dibuat dalam beberapa seri sebagai catatan perjalanan kedua saya ke baduy dalam sekaligus memahami kehidupan mereka sehingga bagi paca pembaca yang ingin berkunjung ke baduy dapat mematuhi peraturan adat istiadat setempat dan melestarikannya bukan untuk merusaknya.

2. Pemuatan gambar pendukung tulisan ini sudah seizin dari peserta lainnya,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun