Mohon tunggu...
kusnun daroini
kusnun daroini Mohon Tunggu... Petani - Pemerhati sosial politik dan kebudayaan dan sosial wolker

Pemerhati / penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

30 Trilyun buat "Si Manusia 570 Trilyun" Itu..

4 September 2018   00:36 Diperbarui: 4 September 2018   02:04 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak kenal Jack Ma. Hampir semua Nitizen yang menggila pada dunia Start up pasti mengidolakannya. Minimal menjadi rujukan dalam setiap langkah para pemula bisnis dgital.

Tidak disangka-sangka pada penutupan Asean games XVIII 2018 ini akan dihadiri oleh manusia terkaya se Asia. Sebuah moment yang berharga yang sangat ditunggu-tunggu oleh warganet Tanah Air.

Pertanyaan umum pasti muncul, mengapa Jack Ma hadir pada moment perhelatan Akbar oliempiade setingkat Asai itu. Ada kepentingan apakah  dibalik kehadiran Jack Ma Tersebut.

Terlepas dari itu semua, bagaimanapun Jack Ma dalam konteks manusia bisnis digital dalam kaitan e-Commerce adalah tetap fenomenal. Si pemilik sekaligus pendiri Ali baba ini adalah bisa kita sebut sebagai rajanya e-commerse untuk kawasan Asia. Bahkan sebentar lagi mungkin dia akan mendapat julukan Raja Dunia e-Commerce karena sudah masuk peringkat satu tingkat dibawah Amazon .

Untuk selanjutnya mari kita lihat ada apa dibalik niatan kuat Jack Ma hadir ke  Indonesia dalam acara Clossing Ceremony perhelatan akbar Asean Games yang XVIII tersebut. Pikiran banyak orang termasuk para aktivis Nitizen umumnya dan para penggiat start up akan menebak kearah pengembangan investasi untuk bisnis online.

Kecenderungan berfikir diatas adalah ada benarnya. Namun kita harus biasa berfikir pada geliat sinyal makro ekonomi politiknya.

Simple saja, bahwa kehadiran Jakc Ma ditengah acara Penutupan Asean Games ke XVIII harus kita lihat sebagai sosok yang istimewa.

Tidak bisa dipungkiri bahwa lawatan dia pada acara tersebut mewakili Negaranya. Hal ini cukup beralasan karena Cina akan mendapat jatah giliran untuk gelaran kebetulan untuk giliran ASEan games berikutnya setelah Indonesia.

Sehingga pada sisi sudut pandang ini tidak sedikitpun orang akan menaruh "curiga" terhadap sosok Jack Ma. Artinya ada sebuah kewajaran dan kemakluman dengan alasan bahwa dia adalah mandataris besar dari negara China yang digadang gadang akan ketiban sampur untuk perhelatan Asean Games berikutnya sekaligus China juga meraih puncak prestasi sebagai juara umum mengalahkan dari puluhan negara-negara Asian lainnya.

Terlapas dari pemikiran umum diatas sebanarnya layak kita lontarkan cara berfikir lain yang terkadang terselip pada logika umum yang terlanjur dianggap wajar adanya.

Pertanyaan yang terselip dan tenggelam dalam hingar bingar euforia acara penutupan Asean games tersebut diantaranya adalah pertama tentang keterkaitan latarbelakang dan karir profesi Seorang Jack Ma dengan momentum ancara Keolahragaan sekelas Asean Games.

Dalam konteks prestasi bisnis dan sebagai pahlawan ekonomi tentunya tidak ada satupun yang akan membantah dan meragukannya. Namun adakah relevansi utama antara tampilnya sosok Jack Ma dengan Perhelatan tersebut. Kalupun dia benar sebagai Mandataris resmi Pemerntahan negara China, lantas dimana dan pada kemena para pejabat resmi Pemerintah sebasar negara China yang ditakuti dan disegani oleh negara-negara Asia lainnya sehingga harus mengirim seorang Jack Ma. Ini adalah kejanggalan pertama.

Untuk kejanggalan yang kedua adalah terkait dengan model sambutan sekaligus jamuan yang berlebihan oleh presiden kita Jokowi. Dikatakan berlebihan karena kapasitas personal Jack Ma yang bukan seorang pejabat negara setingkat Presiden, perdana Menteri ataupun wakil dari Menteri yang ditugasi untuk lawatan resmi sebuah tugas Kenegaraan.

Pertanyaan lainnnya apakah kehadiran CEO Alibaba yang disanjung dan disambut bak sang mesiah didalam istana tersebut apakah ada kaitanya dengan dunia olah raga atau murni bisnis. Wajar dipertanyakan karena atmosfer yang berkembang masih terkait dengan momentum Asean Games XVIII 2018. Apalagi kehadiran simanusia 570 Trilyun tersebut dalam rangka ikut menyemarakkan penutupan Acara Asean Games. Inilah kejanggalan yang kedua.

Asean Games keXVIII, dan mereka yang memanen dibalik layar.

Sudah bukan menjadi rahasia lagi kalau biaya untuk menyelengarakan Asean Games Ke XVIII 2018 kemarin tertera total angka nominal yang cukup spektakuler.

Kabar umum telah beredar bahwa total anggaran yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia sebagai Panitia Penyelenggara telah memunculkan puncak rupiah hingga 30 trilyun.

Tentunya biaya ini sudah meliputi semuanya. Mulai persiapan berbenah terkait dengan Infrastruktur pembangunan sarana-prasarana fisik, Penyelenggaraan hingga pelayanan fasilitas bagi atlit serta official yang terlibat didalamnya.

Kemungkinan inilah salah satu sebab dari sekian alasan lainnya yang membuat Jack Ma tergopoh-gopoh untuk ikut tampil dalam acara penutupan Asean Games kamerin. Naluri bisnisnya akan mengendus kuantitas dan kapasitas negara-negara Seluruh Asia yang tumpah ruah disitu. Sudah otomatis dari 45 negara yang hadir dalam AG berarti sudah berapa ratus juta kepala manusia yang menjadi warga negara.

Selain berhitung pada kuantitas sebaran penduduk Asia melalui 45 pintu negara tersebut, Ia juga akan berhitung pada nilai transaksi yang dihasilkan dari ratusan juta atau bahkan milyard peduduk asia tersebut  ketika melakukan bisnis online.

Refleksi naluri bisnisnya bisa juga akan muncul pemikiran yang sedikit agak culas. Dalam benak si manusia 570 trilyun itu akan berkecamuk pemikiran bahwa untuk mendatangkan sekian orang yang merepresentasikan sekian puluh negera Asia membutuhkan biaya dan energi yang tidak kecil. Didepan sudah kita intip sedikit terkuak sekitar 30 trilyun.

Ini masih menghitung tentang anggaran dan modal. Belum sampai pada tenaga dan waktu sekaligus psikologi yang tercurahkan pada energi luar biasa besar tersebut..

Sehingga muncul dlam pikiran nakalnya, sekali waktu untuk menakhlukkan sebuah wilayah jajahan tidak harus membawa pasukan dan bala tentara. Tetapi cukup memoles diri dan berdandan menyesuaikan selera panggung dan irama yang sedang berlangsung.

Dan ini sah-sah saja bagi siapapun untuk mengklaimnya. Atau bahkan Labih tepat "menungganginya". Yang penting adalah cerdas dan tepat membidik sebuah peluang ddan momentum.

Kecerdikan yang lain seoorang Jack Ma adalah untuk masuk dan diterima pada sebuah komunitas besar seperti pada bidang olah raga tidak harus mempelajari dasn menjadi seorsang atlit kenamaan apalagi merebut ketua Dewan Oliempiade Asia (OCA). Tapi cukup menjadi Bintang tamu saja.

Taktik ini sam juga kita analogikan pada contoh lain yaitu untuk mengusai sebuah Hutan belantara tidak harus menjadi Seekor Singa. Tapi cukuplah kita ciptakan seorang Tarzan yang mampu menguasai dan memimpin seluruh isi Hutan.

Pada kontek lain harus kita akui kecanggihan seorang Jack Ma. Untuk mengembangkan sayap bisnis harus dibutuhkan strategi marketting yang handal juga. Seorang pebisnis sejati, apalagi bergerak dalam bidang pasar online, harus pandai mereproduksi simbol dan pencitraan.

Pada ASean Games XVIII 2018 adalah bertemunya tiga Epicentrum raksasa dalam satu pusaran maganet kepentingan. Sehingga membentuk segitiga logika interaksi yang terintegrasi antara satu dengan yang lainnya. Ketiga kepentingan besar tersebut adalah Pelaku bisnis, Pemegang kebijakan dan warga besar Asia.

Sehingga semboyan "menyatukan Energi Asia" betul-betul menemukan konteksnya.

Akhirnya Adagium lama yang berbunyi " Siapa yang menanam akan menuai" dimana seringkali kita jadikan patokan akhirnya tidak relevan lagi.

Karena pada akhirnya seorang Jack Ma untuk masuk 45 pintu negara tidak harus manual protokoler melintasi sepertiga dari belahan dunia. Tapi cukup berkomunikasi dengan seorang "Tarzan".

Maka selesailah ceritanya. Kita akan menunggu episode cerita bersambung dengan peran yang sama namun dengan judul yang berbeda.

 Magelang 4 September 2018.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun