Mohon tunggu...
Galih Setigi Al Hakim
Galih Setigi Al Hakim Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lamongan-Makassar-Malili

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mewujudkan Cita-Cita Semasa Kecil, Apakah Bisa?

22 Juni 2014   05:41 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:51 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang pasti pernah memiliki cita-cita, apalagi di saat kita masih kecil. Seiring berjalannya waktu, pasti kita akan merasakan perubahan. Kita akan merasa cita-cita kita sewaktu kecil itu sangatlah sulit dan bisa jadi mustahil untuk dicapai. Saya yakin semua orang pernah merasakan hal itu. Agak menyakitkan memang, tapi itulah kenyataan yang harus kita hadapi, karena dalam kehidupan ini kita harus realistis, kurang lebih seperti itu. Kemudian akan muncul suatu pertanyaan, bagaimana kita menyikapi hal ini? Apakah cita-cita itu hanya suatu harapan di masa kecil saja?

Jika didefinisikan, cita-cita adalah suatu impian dan harapan seseorang akan masa depannya. Ketika saya masih SD, saya pernah bercita-cita menjadi seorang tentara atau polisi. Kemudian saat saya memasuki masa SMA, cita-cita saya pun berubah. Entah karena sudah mengetahui bahwa jika ingin memasuki tentara atau polisi itu tidaklah mudah, ataupun karena faktor keluarga saya yang kurang mendukung. Yang pasti, saat itu saya benar-benar bingung menentukan cita-cita saya, mau jadi apa saya besok ketika sudah dewasa?

Di saat masa SMA telah usai, tiba waktunya untuk mengikuti berbagai macam tes dan seleksi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya, yaitu kuliah. UI, ITB, UGM, ITS, Undip, dll. merupakan berbagai contoh perguruan tinggi yang diinginkan oleh calon mahasiswa baru. Kemudian, tidak sedikit pula anak-anak yang gagal mengikuti tes dan seleksi untuk memasuki perguruan tinggi yang mereka inginkan, akhirnya memilih untuk mencari pekerjaan dan terpaksa harus memendam terlebih dahulu cita-cita mereka demi untuk membantu keluarga. Diterima di perguruan tinggi favorit juga bukanlah jaminan cita-cita kita pasti akan tercapai, karena perjalanan sesungguhnya baru akan dimulai ketika kita memasuki dunia perkuliahan.

Waktu pun berlalu begitu cepat. Setelah melewati masa perkuliahan, siap tidak siap kita harus bergegas mempersiapkan diri menghadapi kerasnya persaingan untuk memasuki dunia kerja. Saat ini, saya telah menjadi seorang pegawai di salah satu instansi pemerintah. Sampai sekarang saya pun masih heran bagaimana saya bisa bekerja di sini, dan hidup jauh dari keluarga. Setelah saya pikir-pikir sekali lagi, saya pun tersadar bahwa cita-cita saya sewaktu kecil pun tidak tercapai. Hari demi hari pun saya jalani sebagai abdi negara sampai hari ini. Setelah saya renungi, jika kita memiliki cita-cita, tentunya karena ada suatu alasan. Salah satu alasan tersebut pasti karena profesi tersebut terlihat menyenangkan dan kita berpikir bahwa dengan menjalani pekerjaan tersebut, kita akan bahagia. Jadi, sebenarnya kita tidak pernah kehilangan cita-cita kita, apa yang sedang kita jalani sekarang merupakan bagian dari proses kita untuk menggapai cita-cita tersebut, hanya saja jalan yang kita lalui mungkin tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Tidak ada suatu kesuksesan yang instan, untuk meraih suatu kesuksesan itu pasti membutuhkan suatu perjuangan dan pengorbanan. Percayalah, saat ini anda sedang berada di jalan yang benar untuk menggapai cita-cita anda, dan nikmatilah setiap proses yang anda lewati, karena kita tidak akan bisa mengulang setiap momen tersebut. Lihatlah sekeliling anda, ada banyak orang-orang yang menunggu anda untuk berkumpul bersama, tertawa bersama, dan jadikan mereka sebagai alasan mengapa anda harus mewujudkan cita-cita anda yang belum terwujud. Tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau berusaha. “Man Jadda Wa Jada”, barang siapa bersungguh-sungguh pasti dia akan berhasil.

Catatan: Semoga tulisan ini dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi setiap orang yang membacanya.

Malili, 21 Juni 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun