Mohon tunggu...
Galih Restu Kusuma
Galih Restu Kusuma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

memiliki keterampilan ahli dibidang otomodif dan manufaktur

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Pertalite Sang Penghancur Liner Boring Motor?

5 Desember 2024   09:39 Diperbarui: 5 Desember 2024   10:05 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman modern saat ini, penggunaan sepeda motor adalah cara khusus sebagai alat transportasi untuk memudahkan masyarakat dalam beraktivitas sehari hari. Walaupun banyak yang memiliki kendaraan lain seperti mobil ataupun bisa menggunakan transportasi publik. Tetapi, orang Indonesia cenderung lebih menyukai naik sepeda motor untuk mobilitasnya sehari-hari. Masyarakat lebih mengutamakan sepeda motor karena lebih simple dibandingkan dengan mobil, dan lebih praktis dibandingkan dengan menggunakan sepeda ontel.

Menurut Data international Organization of Motor Vehicle Manufacturers (2022) Indonesia menempati posisi kedua produsen kendaraan bermotor terbesar di Asia Tenggara tahun 2022. Tercatat, tahun 2019 Indonesia mencatatkan produksi sebesar 1.286.366, kemudian tahun 2020 produksi speda motor di Indonesia mengalami penurunan menjadi 690.176. Di tahun 2021, Indonesia menempati posisi keenam sebagai produsen kendaraan bermotor terbesar di Asia dengan produksi 1,12 juta unit.

Sepeda motor perlu membutuhkan bahan bakar untuk menjalankan mesinya seperti bensin, bensin terbentuk dari berbagai campuran yang kompleks, khususnya terdiri atas senyawa-senyawa hidrokarbon. Bensin berasal dari pemurnian napthene, yaitu hidrokarbon yang dikarakterisasi oleh atom karbon jenuh, di dalam struktur cincin, juga disebut sikloparafin atau sikloalkana yang memiliki rumus kimia yaitu C8H12 (Trimethyl penton) dengan struktur formula 2.2.4. bahan bakar yang tersedia di Indonesia sering kita ketahui yaitu Pertalite, Pertamax dan Pertamax Turbo, perbedaan dari ketiga bahan bakar tersebut tidak hanya terdapat pada harga dan warna saja, tetapi kandungan yang terdapat pada tiap jenis bahan tersebut bisa membedakan kualitas dari satu bahan bakar dengan jenis bahan bakar yang lain.

Produsen bahan bakar sengaja membuat bahan bakar bensin menjadi berjenis jenis karena peruntukanya untuk tiap kendaraan, pada setiap jenis bahan bakar memiliki oktan yang berbeda beda. Oktan dalam bensin adalah ukuran kemampuan suatu bahan bakar untuk menahan tekanan sebelum terbakar secara spontan. Semakin tinggi nilai oktan, semakin tinggi pula kemampuan bensin untuk menahan tekanan. Untuk sepeda motor, bahan bakar yang biasa digunakan adalah Premium, saat ini premium telah berubah menjadi Pertalite, tetapi sudah sangat jarang di Indonesia Premium di distribusikan. Premium mempunyai oktan 88, tidak disarankan untuk motor modern karena menyebabkan knocking, atau kerusakan pada mesin. Pertalite mempunyai oktan 90, cocok untuk motor dengan rasio sedang. Pertamax mempunyai oktan 92, cocok untuk motor dengan peforma tinggi dan kompresi yang lebih tinggi. Pertamax Turbo memiliki  oktan 98, dirancang untuk motor dengan peforma sangat tinggi dan teknologi canggih.

Menanggapi permasalahan masyarakat yang menganggap bahwa semakin tinggi oktan, semakin irit bensin yang dipakai didalam kendaraanya, dan tidak sedikit masyarakat menganggap bahwa mengisi dengan bahan bakar pertalite bisa merusak mesin kendaraan, padahal penggunaan oktan dan pemilihan jenis bahan bakar sesuai dengan kendaraanya, seperti supra x125 cocok menggunakan bahan bakar pertalite karena kompresinya dibawah 11:1, dan apabila diberikan oktan yang terlalu besar  atau diberikan Pertamax Turbo, mesin motor menjadi panas, memang akselarasi menjadi menjambak, tetapi jika dibiarkan mesin panas karena oktan bahan bakar terlalu besar dapat menyebabkan lecet pada boring motor dan menyebabkan kendaraan mengeluarkan asap putih dari lubang knalpot. Tapi itu kesempatanya kecil, boring motor lebih cepat lecet dikarenakan terkikisnya oli pada kendaraan yang menyebabkan gear ratio kehabisan pelumas dan tidak menyemprotkan oli pada boring motor dan menyebabkan lecet. Jadi bukan sepenuhnya bahan bakar menjadi pengaruh utama dalam kerusakan boring pada sepeda motor.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun