Mohon tunggu...
GALIH RAKA PRATAMA
GALIH RAKA PRATAMA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia

Saya hobi menciptakan karya melalui sebuah tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjalanan Cita Rasa dan Perjuangan Panjang Bapak Sumihad Penjual Mie Ayam

3 Desember 2024   12:13 Diperbarui: 3 Desember 2024   12:17 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mie ayam merupakan salah satu hidangan yang digermari seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, khususnya di Kota Bandung. Seperti yang dapat kita lihat di setiap sudut kota, kita sering menemukan warung makan kecil yang menyajikan hidangan lezat tersebut. Salah satu yang paling menggugah selera adalah gerobak mie ayam yang terletak di Jalan Bagusrangin, Kecamatan Lebakgede, Kota Bandung, Jawa Barat. Di balik kelezatan setiap mangkuk mie ayam, terdapat cerita perjuangan dan dedikasi dari penjualnya. Sosok yang berada di balik gerobak mie ayam tersebut adalah Bapak Sumihad, seorang penjual mie ayam asal Purbalingga. Melalui wawancara mendalam, kita dapat melihat perjalanan hidup beliau yang patut kita contoh dan penuh dengan cita rasa serta kerja keras.


Bapak Sumihad dilahirkan di Purbalingga dan saat ini beliau berusia 49 tahun. Beliau memulai perjalanan bisnisnya pada tahun 1994. Saat itu, beliau menjual mie ayam dengan harga yang jika saat ini dibandingkan sangat terjangkau, yaitu Rp300. Menarik untuk dicatat bahwa beliau awalnya memulai usaha persis di depan bangunan yang kini menjadi Smart Building di Universitas Komputer Indonesia (Unikom), tempat di mana banyak pelanggan beliau berasal. Dapat dibilang juga, Bapak Sumihad ini sudah berjualan mie ayam sebelum Universitas Komputer Indonesia (Unikom) berdiri. Bapak Sumihad mengungkapkan bahwa pilihan untuk berjualan mie ayam bukanlah hal yang tiba-tiba, melainkan merupakan perjalanan yang sudah dimulai sejak kecil. "Langsung aja, ibaratnya dari kecil gitu langsung jualan mie ayam," ungkap beliau. Ini menunjukkan bahwa semangat berwirausaha sudah tertanam dalam diri beliau sejak dini.


Salah satu aspek menarik dari usaha mie ayam Bapak Sumihad adalah resep yang digunakan. Beliau menjelaskan bahwa resep mie ayam ini merupakan warisan dari kakaknya. Maka dari itu, ada kesinambungan dan tradisi yang dijaga dalam setiap sajian mie ayamnya. "Untuk resepnya ini ngikut kakak ya, jadi turun temurun," jelas Bapak Sumihad. Keberlanjutan resep ini bukan hanya menjaga cita rasa yang otentik, tetapi juga memberikan makna mendalam bagi Bapak Sumihad. Setiap kali beliau menyajikan mie ayam, ada kenangan dan rasa hormat kepada keluarga yang terlibat dalam proses pengembangan resep tersebut. Beliau menciptakan rasa mie ayam yang sangat special sejak lama, dengan menjaga keaslian rasanya dan memberikan sentuhan yang sentimental membuat mie ayam Bapak Sumihad menjadi berkesan bagi setiap pelanggannya.


Menghargai tradisi juga merupakan hal yang penting bagi Bapak Sumihad. Pasalnya resep mie ayam yang didapatkannya bukan hanya sekadar sebuah formula, tetapi juga membawa warisan budaya. Setiap kali beliau menyajikan mie ayam, ada nuansa nostalgia yang terbangun, mengingatkan akan keluarga dan perjalanan panjang yang telah dilalui. Cita rasa yang hadir dari resep mie ayam Bapak Sumihad mengajarkan kita untuk selalu mengingat dan menghargai warisan budaya yang harus kita teruskan hingga nanti. Hal ini juga menggambarkan untuk selalu menyampaikan hal-hal baik yang ditanamkan keluarga untuk mencapai kesuksesan. Ini adalah sebuah penghormatan yang sangat besar terhadap para pendahulu dan konsistensi dalam menjaga kualitas.


Setiap harinya, Bapak Sumihad rata-rata menghabiskan sekitar 5 kilogram ayam, atau sekitar 4 ekor ayam. Ini menunjukkan betapa besar permintaan akan mie ayamnya, dengan cita rasa yang lezat dan menggugah selera selalu memikat banyak pelanggan untuk kembali ke gerobak mie ayam Bapak Sumihad. Dalam usaha ini, beliau menghasilkan omzet kotor sekitar Rp600.000 sampai Rp700.000 per hari. Angka ini tentu saja menggambarkan betapa berjalannya usaha ini tidak hanya sebagai hobi tetapi sebagai sumber penghidupan yang signifikan bagi keluarga beliau. Bapak Sumihad dapat menghidupi keluarganya dengan berjualan mie ayam yang dapat menarik banyak pelanggan, hal tersebut tentunya hadir lewat usaha dan kerja keras beliau selama ini.


Namun, dalam setiap usaha pasti ada pasang surut. Bapak Sumihad juga mengakui bahwa seringkali ada hari-hari di mana penjualan mie ayamnya menurun. Untuk mengatasi hal ini, beliau memiliki strategi yang sederhana namun efektif. "Kadang hari ini rame, hari besok sepi ya kita bisa ngatur-ngatur aja lah, hari ini dapet ya jangan dihabisin buat hari besoknya lagi, biar seimbang," ujarnya. Sikap bijak ini sangat penting dalam menjalankan usaha kecil, dengan mengatur strategi penjualan dan dapat mengoptimalkan bahan baku yang ada menjadi tolak ukur Bapak Sumihad untuk tetap mempertahankan penjualan mie ayamnya. Hal ini juga menunjukan bahwa setiap usaha perlu perhitungan dan perencanaan yang matang.


Dalam perjalanan bisnisnya yang sudah berlangsung lebih dari dua decade ini, tentu Bapak Sumihad memiliki banyak pengalaman menarik. Namun, beliau lebih memilih untuk menceritakan pengalaman dukanya. Salah satu pengalaman tersebut adalah ketika ada pelanggan yang memesan mie ayam, tetapi tiba-tiba pergi tanpa membayar. "Dukanya paling ada yang pesen kaya supir gitu pesen, kan sama majikannya ikut terus ga jadi pesen gitu ya, ditinggal gitu aja," ungkap beliau. Ini adalah gambaran nyata dari tantangan yang dihadapi oleh para pelaku usaha mikro. Sangat disayangkan terkadang selalu saja ada orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan tidak memikirkan usaha yang tengah dijalani oleh para pelaku usaha mikro kecil menengah dan menganggap hal tersebut lumrah.


Bapak Sumihad menerapkan prinsip bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Ia mengenang berbagai tantangan yang dihadapinya, termasuk saat usaha mie ayamnya tidak berjalan sesuai harapan. Namun, beliau selalu mengambil pelajaran dari setiap pengalaman pahit yang dialaminya. Belajar dari pengalaman untuk terus menjalankan roda usaha adalah sesuatu yang sangat penting. Bapak Sumihad mengajarkan kita untuk memanfaatkan kegagalan untuk mejadi pembelajaran agar usaha ke depannya tidak mengalami kegagalan yang sama. Lewat kegigihan beliau dan keinginan beliau untuk selalu belajar dan memanfaatkan pengalaman sebagai hal yang menjadi penyemangat untuk terus menjalankan usaha mie ayamnya hingga terus berdiri dan berlanjut dari dulu sampai saat ini.


Bapak Sumihad juga turut mengikuti perkembangan zaman untuk memperluas jangkauan pemasaran. Bapak Sumihad memanfaatkan aplikasi uang digital di mana pada zaman sekarang banyak orang-orang khususnya anak muda yang membeli sesuatu tanpa uang tunai, melainkan dengan uang digital. Meskipun beliau belum menerapkan system Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS), namun beliau menyiapkan aplikasi uang digital untuk pelanggan dapat melakukan transfer ke aplikasi yang beliau miliki. Ini adalah langkah cerdas dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan penjualan. Selain itu, mengikuti perkembangan zaman juga menjadi hal yang penting agar dapat menyesuaikan dengan kebiasaan konsumen dan mempermudah pelaku usaha untuk menarik minat pelanggan karena sesuai dengan kebiasaan yang ada pada saat ini.


Namun, di balik setiap kesulitan tersebut selalu ada pelanggan setia yang mendukung keberlangsungan perjalanan penjualan mie ayam Bapak Sumihad. Salah satu pelanggan setia Bapak Sumihad adalah Ivan, seorang mahasiswa berusia 21 tahun yang pertama kali mencoba mie ayamnya pada tahun 2022. Ivan menemukan mie ayam ini melalui rekomendasi temannya yang mengatakan bahwa mie ayam Bapak Sumihad sangat enak. Ivan pun kembali lagi karena merasakan kepuasan dari rasa mie ayam tersebut, porsi yang sangat banyak, dan harga yang ditawarkan juga sangat terjangkau bagi Ivan. Ini menunjukkan bagaimana kualitas produk yang baik dapat menciptakan loyalitas dari pelanggan, dengan menonjolkan keunikan dan hal yang berbeda dapat menjadi ciri khas dari sebuah produk dalam berbisnis.


Selain itu pula, kunci keberhasilan Bapak Sumihad dalam menjaga usaha mie ayamnya adalah fokus pada kualitas pelayanan. Beliau berusaha memberikan pengalaman terbaik bagi setiap pelanggan yang datang. "Karena rasa mie ayamnya enak ya, porsinya juga banyak, harganya murah, bapaknya juga ramah sama pelanggan," ucap Ivan ketika ditanya mengapa ia sering kembali ke warung mie ayam tersebut. Pendekatan ini mencerminkan pentingnya menjaga hubungan yang baik antara pengusaha dan pelanggan. Hal tersebut menciptakan ketertarikan bagi pelanggan untuk kembali datang ke tempat usahanya. Dalam hal ini Bapak Sumihad telah berhasil membangun loyalitas pelanggan melalui pelayanan yang baik dengan bersikap ramah kepada setiap pelanggan yang datang ke tempat berjualan mie ayamnya.


Bapak Sumihad juga menyadari bahwa pelanggan memiliki peran penting dalam kesuksesan usahanya. Beliau aktif berinteraksi dengan pelanggan dan menjaga hubungan baik untuk menciptakan loyalitas pelanggan terhadap usaha mie ayam yang beliau miliki. Banyak pelanggan yang merasa betah berlama-lama di kedainya bukan hanya karena mie ayamnya yang enak, tetapi juga karena keramahan dan suasana kekeluargaan yang terjalin. Ini menciptakan rasa memiliki yang mendalam antara penjual dan pembeli. Bapak Sumihad meyakini bahwa dengan menjalin dan menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan dapat menarik minat pelanggan tersebut untuk kembali lagi nantinya ke tempat beliau berjualan. Lokasinya yang strategis yaitu berada di bawah pohon rindang, dekat dengan taman dan warung yang menjual minuman membuat pelanggan semakin betah untuk berlama-lama di sana dan berbincang dengan beliau.


Selain bekerja keras, dukungan keluarga juga menjadi faktor penting dalam kesuksesan Bapak Sumihad. Beliau telah berkeluarga dan memiliki empat orang anak, tiga perempuan dan satu laki-laki. Keluarga merupakan motivasi utama Bapak Sumihad untuk terus berjuang dalam bisnis ini. Bapak Sumihad juga sering pernah mengatakan hendak mengantar anaknya dulu untuk pergi sekolah. Bapak Sumihad menjalankan tugasnya sebagai seorang kepala keluarga dengan penuh semangat. Bapak Sumihad memastikan bahwa usaha yang dijalani dapat memberikan nafkah yang layak bagi keluarga, beliau merasa terpanggil untuk memberikan yang terbaik dalam setiap mangkuk mie ayam yang disajikan. Beliau juga tidak pernah melupakan keluarganya saat sedang berjualan mie ayam dan tetap menjalankan kewajibannya.


Dalam wawancara, Bapak Sumihad juga memiliki pesan yang menginspirasi bagi generasi muda. "Yang penting berjuang keras buat sampe kesuksesan ya," ujarnya. Pesan ini mencerminkan semangat juang yang tinggi dan keyakinan bahwa kesuksesan diperoleh melalui kerja keras dan ketekunan. Ketika kita tekun dan giat bekerja keras untuk mencapai sebuah tujuan atau kesuksesan, dengan begitu kita akan dengan mudah untuk mencapai hal tersebut. Kita harus menikmati setiap proses yang ada untuk mencapai tujuan di hidup kita, dengan begitu apa yang kita jalani sebagai proses tidak akan terasa berat dan kita menjalaninya dengan ikhlas dan penuh rasa semangat. Ini adalah pelajaran berharga bagi siapa saja yang ingin berusaha dan mencapai cita-citanya.


Kesuksesan Bapak Sumihad dalam usaha mie ayamnya menjadikannya sebagai inspirasi bagi banyak orang. Melalui dedikasi dan kerja keras, beliau membuktikan bahwa dengan tekad dan semangat yang tidak pernah padam, segala rintangan dapat diatasi dengan mudah. Menjaga konsistensi terhadap apa yang kita lakukan juga menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan, agar nantinya apa yang telah kita usahakan selama ini menjadi ciri khas dan dapat dikenal dengan mudah oleh banyak orang. Banyak anak muda, termasuk Ivan, mengagumi sosok Bapak Sumihad dan menjadikannya sebagai panutan dalam menjalani kehidupan serta berwirausaha. Kegigihan dan konsistensi beliau melayani pelanggan dan membuat mie ayam dengan cita rasa yang khas menjadi contoh dibalik kesuksesan yang patut kita contoh dalam berwirausaha.


Bapak Sumihad memiliki harapan besar untuk masa depan usahanya. Beliau ingin terus memperbaiki dan mengembangkan mie ayamnya agar tetap menjadi pilihan utama bagi pelanggan. Beliau juga terbuka terhadap masukan dan ide baru dari pelanggan, khususnya dalam hal pengembangan menu. Banyak menu yang dapat dikembangkan nantinya oleh Bapak Sumihad, karena mie ayam juga menjadi makanan yang digemari oleh banyak orang. Maka tidak dapat dipungkiri banyak orang yang mengharapkan mie ayam dengan variasi toping atau pelengkap baru yang belum pernah ada sebelumnya. Namun tidak mengubah rasa lezat yang telah tertanam dari dulu seperti yang diucapkan pelanggan setia Bapak Sumihad, "Semoga rasa dan harganya terus bertahan," harapan Ivan mewakili harapan banyak pelanggan terhadap usaha mie ayam ini.


Kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama dalam setiap langkah Bapak Sumihad untuk menjalankan usaha mie ayam milikinya. Beliau selalu berusaha untuk mendengarkan kritik dan saran dari pelanggan agar bisa memperbaiki diri dan lebih memaksimalkan usaha mie ayam yang beliau miliki. Meskipun banyak hambatan dan tantangan yang harus beliau lewati, hal ini justru mendorongnya untuk berinovasi dan memberikan yang terbaik bagi pelanggan. Keberanian untuk menjadi berbeda dengan usaha mie ayam lainnya adalah prinsip penting yang perlu ditanamkan, bukan hanya bagi Bapak Sumihad melainkan untuk kita semua khususnya para pelaku usaha mikro kecil menengah. Pada akhirnya nanti akan menghadirkan citra yang menarik dan positif yang bisa dijadikan acuan untuk terus bangkit dalam setiap kegagalan yang datang dalam menjalankan usaha yang kita miliki.


Perjalanan Bapak Sumihad sebagai penjual mie ayam merupakan contoh nyata tentang bagaimana cita rasa dan perjuangan dapat sejalan. Melalui resep yang turun temurun, pengelolaan bisnis yang baik, serta dukungan keluarga, beliau telah mampu menciptakan usaha yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga membahagiakan bagi dirinya maupun bagi orang lain. Setiap mangkuk mie ayam yang disajikan bukan sekadar makanan yang menggugah selera dan cita rasa kita, tetapi juga kisah perjuangan dan semangat untuk bangkit di setiap kegagalan usaha yang patut dicontoh oleh semua orang. Melalui biografi singkat ini, kita diajak untuk menghargai usaha mikro kecil menengah yang menjadi tulang punggung perekonomian. Semoga cerita Bapak Sumihad ini dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk terus semangat berjuang dan tidak menyerah dalam menjalani usaha mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun