Mohon tunggu...
Galih Pramana Putra
Galih Pramana Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Sedang mengembangkan skill

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemerataan Transportasi Umum Berbasis Rel di Indonesia untuk Mengurangi Polusi serta Kemacetan

22 Agustus 2023   19:19 Diperbarui: 22 Agustus 2023   19:28 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Guratan Tinta
Tema: "Jejak Anak Muda Indonesia: Gagasan Ksatria Airlangga melalui Akselerasi Kajian SDGs
Untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045"
Isu: Lingkungan
Sub Isu: Pemerataan Transportasi Umum Berbasis Rel di Indonesia untuk Mengurangi Polusi Serta Kemacetan

Nama: Galih Pramana Putra
Fakultas: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Prodi: Ilmu Komunikasi
Garuda 25 Ksatria 12

Polusi menjadi suatu masalah yang kerap terjadi di Indonesia yang dapat menyebabkan bahaya bagi kesehatan manusia salah satunya yaitu Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). Ibu kota kita, Jakarta sendiri berada pada peringkat ke-8 kota besar paling berpolusi di Indonesia yang berarti kualitas udara yang ada di sana sangat tidak sehat bagi manusia. Salah satu penyebab yang membuat Jakarta menjadi salah satu kota paling berpolusi di dunia adalah karena tingginya emisi transportasi yang diproduksi di Jakarta. Bukan hanya di Jakarta, ada juga beberapa kota yang mengalami kasus yang sama. Ini cukup membuktikan bahwa Indonesia memiliki masalah terkait polusi yang diakibatkan oleh emisi transportasi.

Bukan hanya menyebabkan polusi, kepadatan transportasi juga dapat menyebabkan kemacetan. Indeks kemacetan yang terjadi di DKI Jakarta sendiri naik ke peringkat 29 kota termacet di dunia. Ini menunjukkan bahwa di Indonesia sendiri, kemacetan juga termasuk masalah yang membayang-bayangi kehidupan masyarakat. Kita sebagai rakyat Indonesia perlu mencari solusi untuk mengurangi kemacetan yang timbul karena transportasi pribadi. Oleh sebab itu, beberapa alternatif solusi yang dapat kita pakai yaitu transportasi umum untuk keluar pergi yang salah satunya bisa berbasis rel atau kereta.

Kereta sendiri termasuk transportasi umum yang dapat menjawab untuk solusi kedua masalah tersebut, yaitu masalah polusi juga masalah kemacetan. Karena dengan adanya kereta api, jika semua orang menggunakannya sebagai salah satu transportasi utama bisa dipastikan bahwa jumlah transportasi yang ada di jalanan berkurang efisien karena lebih banyak yang menggunakan transportasi umum. Sehingga, jika banyak yang menggunakan transportasi umum untuk transportasi utama sehari-hari, kemacetan yang ada semakin berkurang dan juga dapat mengurangi polusi yang ditimbulkan oleh transportasi-transportasi pribadi yang menjadi penyebab utama kedua masalah tersebut.

Banyak orang menyetujui terkait solusi tersebut, bukan hanya menjadi sesuatu yang mudah dilakukan namun kereta api sendiri termasuk transportasi umum yang harganya relatif murah bagi masyarakat. Namun, untuk kereta api sendiri tidak terlalu merata di seluruh daerah yang ada di Indonesia karena Indonesia kita sendiri adalah negara yang luas. Tidak semua daerah mampu dijangkau lintasan rel kereta api, sehingga jauh sekali untuk dapat memakai transportasi umum tersebut. Karena itulah, masyarakat mendukung untuk program pemerataan transportasi umum berbasis rel tersebut untuk mengurangi adanya dampak polusi dan kemacetan yang ditimbulkan oleh maraknya transportasi pribadi di jalanan. Salah satu tindakan pemerintah sendiri adalah dengan membuat MRT di Jakarta. 

Namun, ada beberapa pihak juga menolak tersebut karena tak dapat dipungkiri bahwa Pembangunan ini juga menimbulkan dampak negatif. Hal ini berdampak negatif pada lingkungan sekitar jalur rute yang dilaluinya. Mulai dari penebangan pohon, penurunan kualitas udara, hingga kebisingan.Pembangunan jalur rel khusus nya MRT di Jakarta mengakibatkan hilangnya pepohonan di sepanjang rute yang direncanakan sebagai jalur MRT. Aktivitas dari konstruksi Pembangunan juga menyebabkan terjadinya penurunan kualitas udara di daerah sekitar pembangunan rute MRT. Di samping itu, pengoperasian sistem MRT dapat melepaskan polutan ke udara, termasuk karbon monoksida, nitrogen oksida, dan partikel.Dampak dari penurunan kualitas udara ini adalah gangguan kesehatan pada kulit, gangguan penglihatan, batuk, nyeri tenggorokan, bahkan iritasi pada mata.

Menurut saya, terkait penebangan pohon dapat diberi solusi dengan mencoba mencari rute dengan pohon yang masa nya sudah boleh ditebang dan bisa direboisasi kembali di tanah lain. Masalah kebisingan dapat diberi solusi dengan membuat atau membeli area yang cukup luas agar transportasi rel tersebut cukup jauh dari masyarakat. Dan juga untuk solusi dari polutan tersebut tidak terlalu berpengaruh karena cukup menekan tingkat polusi dari transportasi umum.

#Amerta2023 #KsatriaAirlangga #UnairHebat

#AngkatanMudaKsatriaAirlangga #BanggaUNAIR

#BaktiKamiAbadiUntukNegeri #Ksatria12_Garuda25

#ResonansiKsatriaAirlangga #ManifestasiSpasial

#GuratanTintaMenggerakkanBangsa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun