Sampah, bagi kehidupan manusia di seluruh dunia merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan. Di Indonesia, setiap orangnya menghasilkan sampah sekitar 2kg per hari. Jumlah penduduk di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung adalah sebanyak 3.351.048 jiwa (Soreangonline.com) dan 2.877.186 (kemendagri.go.id) jiwa, jika dikalikan satu hari Kabupaten Bandung menghasilkan sampah sebanyak 6.702.096 kg sampah setiap harinya dan Kota Bandung menghasilkan sebanyak 5.774.372 kg sampah setiap hari. Sampah berjuta-juta ton tersebut jika tidak dikelola dengan baik pembuangannya, akan dengan mudah mencemari lingkungan sekitar. Namun sepertinya pemerintah Indonesia belum siap untuk menyiapkan pengelolaan sampah yang baik. Terbukti hampir di setiap kota yang ada di Indonesia, sampah menjadi pemandangan yang selalu ada di jalan-jalan, sungai dan pantai bahkan di gunung-gunung. Memang yang paling berperan sebenarnya adalah kesadaran penduduknya untuk dapat mengelola sampah minimal yang dihasilkan pribadinya. Tapi, pemerintah tetap mempunyai peran yang penting karena harus mengelola sampah yang dihasilkan secara umum. [caption id="attachment_268306" align="aligncenter" width="512" caption="Tumpukan sampah di Sungai Citarum, Bandung"][/caption] Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Namun belum sepenuhnya dapat teratasi. Sampah dijalanan dan sungai memang berkurang, namun tumpukan sampah di TPA menjadi menggunung. Dibutuhkan satu teknik pengolahan sampah yang baik dan benar. Kota Pekanbaru merupakan Ibu Kota Provinsi Riau yang saat ini tengah berkembang. Saya telah berada selama satu minggu di Kota Pekanbaru ini. Telihat gedung-gedung megah, hotel-hotel mewah berdiri tegak di sepanjang jalan Pusat Kota Pekanbaru ini. Kota Pekanbaru juga memiliki permasalahan yang sama terkait sampah-sampah. Namun, beberapa bulan ke belakang tepatnya pada bulan Maret 2013, pemerintah Kota Pekanbaru telah menemukan salah satu solusi yang saya pikir cukup menarik. Yaitu dengan menjadikan sampah sebagai tenaga pembangkit listrik. Pembangkit listrik tenaga sampah ini dapat memproduksi listrik hingga 10 Mega Watt yang baru merupakan sebagian kecil dari potensi listrik tenaga sampah. Menurut survei yang dilakukan pemerintah Kota Pekanbaru, limbah sampah selama satu hari dari masyarakat Kota Pekanbaru dapat menghasilkan 40 MW daya listrik. Pengembangan pembangkit listrik tenaga sampah di Kota Pekanbaru lahir dari kerja sama antara Perusahaan Daeah Pembangunan Kota Pekanbaru bersama PT Pengembangan Investasi Riau dan G20 Environmental Solution Group setelah menandatangani nota kesepahaman (MoU) pada tanggal 4 bulan Maret 2013. Proyek pengembangan pembangkit listrik tenaga sampah ini adalah yang pertama di Indonesia. Upaya pengembangan listrik tanpa bahan bakar fosil maupun batubara merupakan jawaban bagi pembangunan berbasis ramah lingkungan yang berkelanjutan, sekaligus menjadi pembuka harapan untuk Kota Pekanbaru yang hingga kini masih terkendala masalah listrik akibat defisit daya dari PLN. Menurut CEO G20 Environmental Solutions Group, pengolahan pembangkit listrik tenaga sampah ini dapat mengolah sampah sebanyak 10 ton sampah per jam. Kemudian akan dikembangkan untuk tahap selanjutnya menjadi 16 X 10 ton sampah per jam. Jika proyek Pembangkit listrik tenaga sampah di Kota Pekanbaru ini berjalan dengan baik, maka akan menjadi pembuka solusi juga untuk permasalahan yang sama di Kota-kota besar lain di Indonesia. Semoga dapat menjadi pertimbangan untuk pemerintah Indonesia. Selamat malam, salam sehat. :) Sumbernya bisa diklik disini..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H