Mohon tunggu...
Galih  Noviandi
Galih Noviandi Mohon Tunggu... Jurnalis - Pelajar

Semangat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Penyesalanku terhadap Game Online

4 Oktober 2019   07:34 Diperbarui: 4 Oktober 2019   07:57 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ketika Saya masih duduk dibangku SMP tepatnya kelas 8,saya belum mengenal apa itu Game Online.Meskipun saya sering ke warnet tapi saya kesana tiada lain hanya untuk mengerjakan tugas sekolah. 

Suatu waktu ketika dikelas, teman-teman saya sedang asik-asiknya membicarakan game online sampai semuanya tertawa terbahak-bahak.Meskipun saya berada disana saya hanya bisa diam karena kurang mengerti dengan apa yang mereka bicarakan.

Sampai suatu Waktu teman-teman saya mengajak saya untuk ikut bersamanya bermain game online di warnet.awalnya saya menolak untuk ikut, tapi teman-teman saya memaksa agar saya ikut bermain game.dan akhirnya saya ikut untuk bermain game sekalian ingin mengetahui apa itu game online dan bagaimana rasanya bermain game online.

Sesampainya saya diwarnet, seperti biasa saya menyalakan CPU dan layar monitornya terlebih dahulu.setelah itu, saya menekan tombol game tepatnya game online yang bernama Point Blank (PB).

Awalnya saya tidak bisa memainkannya lalu teman saya mengajarkan bagaimana cara bermainnya.meskipun teman saya mengajarkan bagaimana cara bermainnya tetap saja cukup sulit bagi saya.sampai akhirnya besok saya datang lagi kewarnet bersama teman-teman saya untuk bermain game,meskipun saya masih kesulitan bermain tapi lama kelamaan saya jadi bisa bermain cukup baik, hingga akhirnya saya ketagihan terus untuk bermain dan setiap hari saya selalu datang ke warnet.

Mula mula pertama saya bermain game, saya hanya bermain sekitar 2 jam sepulang sekolah dengan harga Rp.6000,- Tapi ketika saya sudah suka dan ketagihan untuk bermain, bagi saya dua jam itu tidak terasa hingga akhirnya saya menambah dari dua jam perhari menjadi tiga jam perhari dengan harga Rp.9000,- dan itu dilakukan setiap hari setelah pulang sekolah sampai-sampai saya selalu terlambat untuk shalat ashar apalagi kalau setiap malam minggu saya selalu begadang dari jam 8 malam sampai jam 6 pagi.

Setelah saya mengenal game online disitulah awal penyesalan saya. sebelum saya bermain game, saya selalu menyempatkan waktu untuk belajar,mengaji, pulang sekolah selalu tepat waktu,mengikuti kegiatan eskul di sekolah,dan saya selalu menyempatkan sisa uang jajan untuk menabung. 

Meskipun orang tua saya selalu memarahi saya karena terlalu sering bermain game,saya tetap saja menghiraukannya hingga saya dicepret menggunakan dua batang sapu lidi tetap saja saya menghiraukan orang tua saya sampai-sampai saya sudah berani membohonginya. bagi saya berbohong kepada orang tua adalah sesuatu yang sudah biasa saya lakukan.dimulai dengan saya selalu keluar malam mulai dari jam tujuh hingga jam 9 malam dengan alasan mengerjakan tugas sekolah.

Kadang-kadang saya keluar jam satu malam pun sudah biasa bagi saya walaupun harus sembunyi sembunyi untuk keluarnya.padahal jarak antara rumah saya dengan warnet itu cukup jauh tapi itu semua tidak berhasil membuat saya berhenti untuk bermain game.

Karena keseruannya itu membuat saya lupa akan segalannya dan itu berlangsung selama kurang lebih tiga tahun.banyak hal yang berubah dari sikap dan perlakuan saya terhadap teman saya dikampung.saya jadi kurang memperhatikan lingkungan sekitar dan saya jarang berkumpul dengan teman sekampung meskipun teman saya selalu mengajak saya untuk bermain,saya selalu menolaknya. Bagi saya waktu itu, satu hari tidak hadir (bermain game) serasa sangat-sangat rugi.

Sampai suatu hari,saya datang ke suatu mesjid untuk mendengarkan ceramah dalam rangka acara Tabligh Akbar.dan disinilah awal mula saya bisa melupakan game. 

Karena Setiap perkataan yang diucapkan oleh ustad dan ayat suci al-quran yang dibacakanya membuat tubuh saya bergetar merinding ketakutan,mengingatkan akan dosa dosa yang telah saya perbuat karena selalu membangkang perintah orang tua dan selalu membohonginnya. sampai-sampai saya tidak merasakan adanya air mata yang mengalir dari mataku.

Dari sinilah aku sadar untuk berhenti bermain game dan boros akan uang yang saya keluarkan, hingga orang tua saya berkata"bermain game itu boleh-boleh saja asalkan tau waktu dan aturan".Dengan ini saya berkomitmen kepada diri sendiri untuk tetap bermain game asalkan saya tau waktu dan aturan untuk bermain game online.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun