Kali ini kita akan berbicara mengenai politik. Mungkin sebagian dari kita sudah awam ketika mendengar kata politik karena berita-berita yang disajikan atau ditampilkan setiap harinya baik itu di televisi maupun diberbagai kanal dunia maya pasti memuat konten-konten politik. Entah itu membahas isu-isu politik nasional yang sedang terjadi ataupun dobrakan-dobrakan dan pembangunan yang tengah dijalankan oleh seorang pemimpin di suatu daerah tertentu.
Politik bagi orang awam selalu diidentikkan dengan kekuasaan. Pendapat tersebut tidak salah. Memang, dalam dunia politik hal-hal mengenai kekuasaan selalu berkaitan dan menjadi bahasan dalam proses politik. Karena anggapan bahwa politik selalu meributkan hal mengenai kekuasaan, maka memunculkan suatu sentimen yang negatif terhadap politik itu sendiri.
Padahal seyogyanya politik merupakan sebuah alat yang tidak hanya bertujuan untuk mencapai kekuasaan, akan tetapi politik juga menjadi alat untuk membuat berbagai kebijakan-kebijakan yang tujuannya untuk kemaslahatan rakyat. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh filsuf Aristoteles bahwa politik itu mempunyai tujuan untuk membuat atau menciptakan suatu kehidupan yang baik, dimana kebaikan tersebut tidak hanya untuk diri sendiri melainkan juga untuk kepentingan umum.
anak muda dalam proses politik yang terjadi di Indonesia. Dilihat dari sejarah yang terjadi di Indonesia anak muda selalu ikut dan berperan aktif dalam diskursus politik. Proses politik yang melibatkan anak muda ini sudah terjadi semenjak jaman sebelum merdeka, lebih tepatnya pada saat masih memasuki era Pergerakan Nasional.Â
Berbicara tentang politik rasanya kurang afdol jika kita tidak membahas bagaimana perananDalam era Pergerakan Nasional ini muncul tokoh-tokoh muda yang nantinya mengantarkan negara Indonesia ini menuju gerbang pintu kemerdekaan dan terbebas dari kungkungan kolinialisme dan imperialisme. Sebut saja sang proklamator kita Soekarno dan Hatta. Soekarno yang sedari remaja sudah digembleng untuk hidup mandiri dan menuntut ilmu membuat dirinya memiliki kebajikan dalam berpikir dan menyadari penderitaan yang terjadi dalam rakyat akibat adanya exploitation de l'homme par l'homme atau penindasan oleh manusia kepada manusia lainnya.Â
Sejak muda ia terus belajar untuk meningkatkan kualitas dirinya dengan menuntut ilmu baik itu ilmu sosial, politik, agama, budaya, dsb. Ia juga memiliki sosok guru yang menjadi panutan dalam berpolitik yakni H.O.S Tjokroaminoto. Darinya, Soekarno banyak belajar langsung terkait proses politik yang dilakukan Tjokroaminoto ketika menjadi bagian dari Sarekat Islam. Soekarno selalu mendampinginya kemanapun ia pergi sembari belajar untuk berpolitik.
Tokoh kedua yakni Mohammad Hatta, berbeda dengan Soekarno, Hatta lebih beruntung untuk menimba ilmu dan belajar berpolitik melalui organisasi. Ia sejak muda sudah berkuliah di Belanda. Ketika masa-masa kuliah tersebut Hatta juga menyibukkan diri dalam berorganisasi. Sepulangnya dari proses belajar di Belanda, semua ilmu yang ia dapatkan diabdikan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sebenarnya masih banyak lagi tokoh-tokoh selain kedua tokoh tersebut yang sejak masa mudanya telah berani untuk mengambil sikap politiknya dan berani untuk memperjuangkan suatu keadilan untuk segenap rakyat.
Negara Indonesia merupakan sebuah negara yang menganut asas demokrasi. Dimana nilai-nilai demokrasi begitu dijunjung tinggi dalam segal aspek kehidupan. Negara memberikan ruang yang selebar-lebarnya untuk setiap orang dapat memberikan gagasan, memberikan ide, dan berkumpul untuk menyuarakan haknya secara bebas.
Dalam negara demokrasi, peran partai politik juga sangat penting dalam perkembangan politik suatu negara. Dalam hal ini partai politik sejatinya merupakan suatu alat yang mempunyai fungsi untuk memberikan suatu penyadaran terhadap masyarakat akan peran politiknya.Â
Namun pada kenyataannya partai politik yang ada di Indonesia kurang begitu merangkul terhadap kepentingan generasi muda yang ada. Wacana dan program yang direncanakan berbagai partai politik masih tergolong sangat kurang dalam menampung aspirasi dari golongan muda tersebut. Kebanyakan partai politik saat ini hanya memanfaatkan para golongan muda ini hanya untuk mendulang suara ketika proses pemilu berlangsung. Akan tetapi mereka melupakan hak-hak yang semestinya didapatkan oleh para anak muda.
Kita tahu bahwa masa-masa muda merupakan masa untuk mencari sebuah jati diri. Dimana dalam berbagai hal anak muda selalu ingin mencoba, tak terkecuali dengan proses politik. Karena keinginan belajar yang begitu tinggi, sudah seharusnya partai politik dalam membuat sebuah program harus bisa menjangkau dan mewakili pikiran anak muda melalui pendidikan politik sejak dini.