Secara khusus, IPEF harus menghasilkan kolaborasi yang nyata dan saling menguntungkan, harus inklusif dan terbuka untuk semua negara di kawasan ini, dan IPEF seharusnya tidak memberikan hambatan pembangunan tambahan bagi negara-negara berkembang. Keempat kriteria ini diuraikan oleh Menteri Perdagangan Indonesia Muhammad Lutfi. Negara-negara di kawasan ini harus mendorong kolaborasi antara IPEF dan kerangka kerja regional lainnya.
Ketika ditanya apakah partisipasi Indonesia dalam IPEF akan merusak hubungan dengan Cina? Dalam sebuah wawancara VOA dengan Teuku Faizasyah dari Kementerian Luar Negeri, Faizasyah mengatakan bahwa bergabung dengan IPEF merupakan kesempatan yang dapat dimanfaatkan oleh semua negara yang berpartisipasi. Ia mengatakan bahwa tidak semua kerjasama ekonomi harus dilakukan dengan Cina.
"Secara khusus, kami ingin sinergi antara IPEF dan ASEAN Perspective on the Indo-Pacific, yang juga memiliki sikap inklusif, dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi negara-negara regional, tetapi juga negara-negara non-regional yang ingin berpartisipasi dalam kemajuan ekonomi kawasan Indo-Pasifik. Pasifik," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Faizasya.
Faizasyah menekankan harapannya kepada Indonesia agar IPEF dapat bekerja sama dengan forum-forum Indo-Pasifik lainnya yang sudah ada, dan bukan hanya menjadi kendaraan bagi kepentingan negara tuan rumah.
Kerangka kerja ekonomi Indo-Pasifik, yang diprakarsai oleh Presiden Biden, merupakan langkah yang baik, menurut Nanto Sriyanto, pakar hubungan internasional di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), karena Amerika Serikat ingin berpartisipasi dalam forum perdagangan multilateral regional, terlebih mereka dapat dengan cepat memulai negosiasi perdagangan yang sesuai dengan harapan negara anggota lainnya.
Nanto mengatakan bahwa salah satu daya tarik bagi banyak negara, termasuk Indonesia, untuk bekerja sama dengan Amerika adalah pasar lokal. Fakta bahwa pasar dalam negeri Amerika memiliki inovasi dan teknologi mutakhir serta tingkat konsumsi yang tinggi merupakan salah satu keunggulannya.
Nailul Huda, seorang ekonom di Institute for Development of Economics and Finance (Indef), mencatat bahwa Indonesia telah berpartisipasi dalam sejumlah kemitraan internasional, namun penting untuk menekankan kembali keuntungan-keuntungan bagi Indonesia sendiri.
Mengingat para anggotanya, terutama Amerika Serikat dan Jepang, merupakan mitra ekonomi yang signifikan bagi Indonesia, ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa IPEF dapat menjadi penting. Oleh karena itu, Indonesia harus dapat mengambil manfaat dari konferensi ini untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dengan negara-negara anggota IPEF, terutama di sektor perdagangan.
Diperkirakan bahwa semua negara di Kawasan Indo-Pasifik akan berkembang bersama dan menjadi lebih kuat berkat kerangka kerja sama ini. Di masa depan, IPEF akan memberikan prioritas utama pada integrasi dan konektivitas ekonomi yang kuat dan luas di kawasan Indo-Pasifik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H