Akan tidak masuk akal untuk mengklaim teori seorang filsuf lebih masuk akal daripada yang lain. Oleh karena itu, keduanya memberikan landasan substansial untuk menjelaskan posisi mereka.Â
Pada intinya, dapat dikatakan bahwa perbedaan utama dalam teori-teori ini terletak pada kenyataan bahwa Smith dan Marx menggunakan pendekatan yang berbeda untuk menganalisis fenomena kapitalisme. Oleh karena itu, Smith mempertimbangkan dalam hal manfaat yang dibawanya untuk pengembangan pasar. Memang, dari perspektif ini, dampak kapitalistik dapat dianggap positif dimana hal itu secara alami mengarah pada pembagian kerja, meningkatkan produktivitas secara signifikan.Â
Di sisi lain, Marx mencoba menganalisis dampak ini dari sudut pandang nilainya bagi karyawan. Akibatnya, argumen intinya menyatakan bahwa mereka pasti akan tetap miskin karena minoritas yang kuat tidak akan pernah mengizinkan akses mereka ke persemakmuran.Â
Oleh karena itu, dari perspektif moral, teori Marx lebih dapat dibenarkan. Sementara itu, spekulasinya tentang kondisi pasar yang diinginkan tampaknya terlalu idealis. Akibatnya, dalam perkembangan pasar, posisi Smith tampaknya lebih praktis, dan contoh yang dia berikan tampaknya lebih dapat diterapkan pada realitas modern.
Sitasi:Â
Hasan, Z & Mahyudi. 2020. Analisis terhadap Pemikiran Ekonomi Kapitalisme Adam Smith. Istidlal: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam Volume 4, Nomor 1, April 2020Â
Hendrawan, Datu. 2017. Alienasi Pekerja Pada Masyarakat Kapitalis Menurut Karl Marx. Jurnal Filsafat Vol 6, No 1 (2017)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H