Ten Hag kemudian mengakui bahwa kritik terhadap timnya memang berdasar pada performa Setan Merah musim ini setelah mereka finis di urutan kedelapan di Liga Premier, namun ia tetap mempertahankan rekornya.
"Saya mungkin mengalami tiga atau empat kali dalam dua tahun kami memiliki skuad penuh. Bahkan hari ini kami kehilangan pemain besar seperti Harry Maguire, Luke Shaw dan Casemiro."
"Semua pujian untuk tim. Kami bermain sangat bagus sesuai identitas kami. Sangat kuat. Anda telah melihat bagaimana kami bisa bermain ketika kami memiliki pemain yang ada. Beberapa bahkan tidak fit tetapi performanya sangat bagus. "Saya katakan kepada Anda (media) sepanjang tahun ini -- ketika para pemain fit, kami bisa memainkan sepak bola yang bagus. Performa yang sangat bagus melawan tim terbaik di dunia.
"Dalam persaingan lokal, hal ini ada dan jauh lebih penting ketika Anda melawan tim dari kota Anda sendiri. Namun bagi kami, ini bukan tentang itu, ini adalah untuk membuktikan sebuah poin setelah begitu banyak kemunduran. Tim ini menunjukkan begitu banyak ketahanan dan Saya bangga dengan mereka."
Statmen yang diucapkan Eric Ten Hag, menyampaikan performa apik Manchester United melawan rival sekota walaupun bermain tanpa punggawa pokoknya. Pernyataan Eric Ten Hag tersebut memang benar benar terjadi, dimana pencetak skor di laga final melawan Man City adalah jebolan akademi Setan Merah. Akankah kemenangan ini akan menjadi persembahan terakhir Ten Hag? Apakah Farewell gift dari seorang Juru Taktik asal Negeri Kincir Angin ini?
Selamat kepada para penggemar MU veteran ataupun karbitan, semoga berita hengkang Ten Hag tidak benar terjadi sebelum membawa Setan Merah menemukan trisula kejayaan nya!!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI