Pengantar ;Â sebuah pikiran reflektif
Dalam kehidupan bermasyarakat garis tangan yang diterima semua orang pasti berbeda-beda antar seorang dan orang lain. Takdir setiap orang sudah dirancang sebagai mana mestinya (jika kamu percaya akan konsep ke-Allahan), dalam kehidupan beragama dan berkepercayaan saat ini.Â
Selain itu, dalam mejalani garis tangan melalui peran kita, kita tidak bisa terlepas dari campur tangan. Campur tangan ini kemudian mengidentifikasikan kita bahwa kita sebagai manusia tidak dapat hidup sendiri (homo socius). kita membutuhkan orang lain dalam menjalankan peran yang sudah kita terima dari konsep garis tangan. Terlepas dari kedua hal diatas dalam kehidupan bermasyarakat yang ditandai dengan modernisme sekarang, kita tidak bisa melepaskan diri dari yang namanya tanda tangan.Â
Birokrasiisme sudah mengakar dalam kehidupan bermasayrakat mulai tingkat paling rendah keluarga sampai kepada tingkat negara sekalipun, tanda tangan sebagai pengesahaan sesuatu yang bernilai menjadi sangat penting dalam mencapai peran yang kita jalankan sebagai garis tangan.Â
Dapat saya katakan bahwa dari ketika point diatas memiliki hubungan causalitas sebagai sebuah bentuk "konsekuensi logis" dalam kehidupan bermasyarakat saat ini. Saya yakin pasti kita semua setuju dengan konsekuensi logis diatas. Sebut saja contoh Presiden Jokowi.Â
Konsep Garis Tangan, Campur Tangan dan Tanda Tangan Â
Garis tangan adalah sebuah frasa yang menurut saya tidak asing lagi dikalangan masyarakat baik yang usi belia, usia remaja dan usia dewasa. sedari kecil, kita sudah biasa mendengar baik dilingkugan sekolah, masyarakat, keluarga maupun ranah privat.Â
Garis tangan sebenarnya sebuah konsep yang dikembangan dalam bentuk kepercayaan didalam masyarakat sejak dahulu. "ketika seorang anak terlahir tidak sempurna dan mempertanyakan ketidak sempurnaanya pada orang tuanya, maka dengan demikian jawaban dari orang tua adalah itu adalah anugerah dan rencana dari Tuhan untukmu." sebenarnya itu adalah jawaban yang diperhalus dari frasa garis tangannya kamu itu sudah kayak gitu, itu takdir kamu!Â
Saya pikir, kita semua orang yang meyakini akan sebuah kepercayaan pasti akan setuju dengan konsep seperti ini, akan menjadi tidak berlaku jika kita berhadapan dengan orang-orang idealis, saintifis, dan kaum yang tidak percaya akan sebuah kepercayaan yang sifatnya transendent.Â
Kenapa bpk. Jokowi menjadi Presiden Indonesia? ya, jawaban saya karena memang garis tangan beliau adalah menjadi pemimpin negara. Kemudian anda bertanya bukankah itu sebuah proses yang beliau jalankan dalam meniti karirnya mulai dari kepala daerah di Solo, kemudian Ke Jakarta, kemudian sampai pada titik beliau menjadi Presiden? saya tidak menyalahkan pendapat seperti itu. tetapi pada dasarnya menjadi Preisident adalah sebuah titik yang sudah digariskan kepada beliau, terlepas dari bagaiaman proses beliau sampai pada titik tersebut. Hal ini, kemudian saya sebut sebagai campur tangan.Â
Campur tangan, dalam hal ini adalah jawaban atas pertanyaan sebelumnya mengenai proses meniti karir beliau. Dalam menjalankan garis tangan yang diterima sebagai seorang presiden Indonesia saat ini, tentu saja ada campur tangan dari orang disekitar beliau yang kemudian, membentuk kepribadian pemimpin beliau sekarang. Campur tangan berperan penting dalam mewujudkan garis tanganya. Dalam hal ini, orang tua, sahabat, teman, guru, dosen, lingkungan adalah media pembentuk campur tangan tersebut.Â