Indonesia merupakan negara agraris yang  memiliki tanah yang subur sehingga cocok untuk ditanami berbagai jenis tanaman. Di masa pandemi ini, kegiatan bercocok tanam tidak hanya dilakukan oleh para petani, melainkan menjadi kegiatan yang banyak dilakukan di rumah untuk menjadi alternatif dalam mengisi waktu luang. Tanaman hias menjadi salah satu primadona di masa sekarang karena selain untuk memperindah lingkungan, tanaman hias juga mudah dicari.
Tanaman hias dibudidayakan untuk memperindah lingkungan. Tanaman hias harus dirawat dengan baik supaya tumbuh subur dan mencapai tujuan yang diinginkan. Salah satu cara merawat tanaman hias adalah memberikan cukup unsur hara pada tanaman yang dapat dilakukan dengan cara pemupukan.
 Unsur hara adalah sumber nutrisi atau makanan yang dibutuhkan tanaman, baik tersedia secara alami (organik) maupun yang sengaja ditambahkan Unsur hara yang cukup sangat dibutuhkan tanaman untuk menyusun bagian-bagian tanaman sehingga dapat bertumbuh dengan baik dan menghasilkan tanaman yang berkualitas yang meliputi perkembangan, pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Unsur hara sudah tersedia di alam, baik di udara maupun di tanah sebagai media tanam.Â
Tanaman memerlukan berbagai jenis unsur hara tetapi pada umumnya, unsur hara N (Nitrogen), H (Hidrogen), C (Karbon) , O (Oksigen), P (Fosfat) dan K (Kalium) merupakan unsur yang paling banyak dibutuhkan tumbuhan. Karbon, Oksigen dan Hidrogen adalah hasil asimilasi yang tertinggal dalam senyawa organik maupun tumbuhan. Unsur kimia yang dibutuhkan oleh tumbuhan berasal dari 2 macam sumber yaitu berasal dari atmosfer dan juga berasal dari tanah yang diserap oleh akar.
Unsur hara bisa didapatkan dari berbagai sumber selain dari atmosfer dan tanah. Sumber hara alternatif dapat dijadikan solusi untuk memenuhi kebutuhan unsur hara. Sumber hara alternatif di antaranya adalah kompos karena kompos merupakan sumber bahan organik serta nutrisi bagi tanaman dan dapat dijadikan sebagai sumber bahan organik yang berkelanjutan.Â
Selain itu, penggunaan arang dan abu sekam menjadi media tanam juga dapat menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan unsur hara karena abu sekam padi memiliki fungsi mengikat logam dan dapat untuk menggemburkan tanah, sehingga bisa mempermudah akar tanaman menyerap unsur hara. Sumber hara alternatif juga mudah ditemukan di lingkungan sekitar seperti air cucian ikan, air cucian beras, cangkang telur, urin kelinci dan pelepah pisang.
Penambahan unsur hara dalam tanah dapat dilakukan menggunakan pupuk organik cair, yaitu limbah air cucian ikan sebagai alternatif. Air cucian ikan berpotensi dijadikan pupuk organik cair karena dalam air cucian ikan banyak terkandung unsur hara seperti kalsium (Ca), besi (Fe), nitrogen (N), magnesium (Mg), mangan (Mn), nitrogen (N), fosfor (P), serta asam amino yang merupakan komponen yang penting untuk mengatur pertumbuhan tanaman.Â
Tumbuhan yang rutin disiram air bekas cucian ikan akan menjadi lebih subur dan cepat berbunga. Bahkan, dengan menggunakan air cucian ikan sebagai sumber hara alternatif, daun menjadi kuat dan tidak mudah rontok terutama untuk tanaman hias daun.Â
Cara mengaplikasikan pupuk organik cair yang berasal dari limbah air cucian ikan ini sangat mudah yaitu air pertama cucian ikan dimasukkan ke dalam wadah kemudian didiamkan selama beberapa menit lalu tuangkan pada tanah atau di dalam pot yang berisi tanaman dan disiramkan ke seluruh bagian tanaman terutama bagian bawah daun karena terdapat stomata.
Penggunaan air cucian beras juga dapat menjadi alternatif dalam pemenuhan kandungan unsur hara karena dalam air cucian beras juga mengandung  banyak unsur hara yang berguna bagi tanaman, seperti nitrogen (N) sebanyak 70.55 ppm, fosfor (P) sebanyak 60.65 ppm, kalium (K) sebanyak 70.55 ppm, Besi (Fe) sebanyak 09,95 ppm, Boron (B) sebanyak 06,44 ppm, Vitamin B sebanyak 205,44 ppm, Vitamin K sebanyak 11,12 ppm dan terkandung 185,09 ppm protein. Selain itu juga terkandung zat lainnya antara lain protein glutein, selusosa, hemisesulosa, gula, dan terkandung 70 % vitamin B1, 90 persen% vitamin B3 serta 50 % vitamin B6. Air cucian beras juga mengandung mineral mangan (Mn) sebanyak 50 % dan mineral fosfor (P) 50 %, serta zat besi (Fe) sebanyak 60 %.
Pemanfaatan air cucian beras sebagai alternatif sumber hara bagi tanaman sangat baik karena kandungan vitamin B1 dalam air cucian beras memiliki fungsi untuk menstimulasi pertumbuhan akar sehingga dapat memproduksi tanaman yang memiliki perakaran kuat dengan hasil yang lebih tinggi. Cara pemanfaatan limbah air cucian beras yaitu air yang akan digunakan ditampung dalam wadah dan didiamkan selama 1-2 menit kemudian di siramkan ke tanah atau pot yang berisi tanaman dan di usahakan tidak terkena bagian daun tanaman karena akan meninggalkan bercak putih pada daun dan mengurangi keindahan pada daun tanaman hias.
Menurut penelitian yang dilakukan, pemberian air cucian ikan dan air cucian beras tidak berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun dan diameter batang. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh lingkungan yaitu curah hujan. Perlakuan yang digunakan mampu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman anggrek jenis Dendrobium, meskipun pertumbuhan anggrek tergolong lambat.
Namun, hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan pada tanaman cabai yang memperlihatkan bahwa pemberian air cucian ikan dan cucian beras memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pertumbuhan jumlah daun maupun pertumbuhan tinggi tanaman cabai.
Penggunaan air cucian ikan dan air cucian beras dapat dijadikan sebagai sumber alternatif unsur hara bagi tanaman. Tetapi pengaruh lingkungan seperti curah hujan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Selain itu, pertumbuhan tanaman yang kurang maksimal setelah diberikan pupuk organik cair dari air limbah cucian ikan dan cucian beras dapat disebabkan oleh kebutuhan unsur hara setiap tanaman berbeda sehingga hasil hasil pertumbuhan tanaman juga berbeda. Tanaman yang membutuhkan unsur hara yang banyak perlu adanya penambahan sumber hara yang lain yaitu dengan memberikan kompos pada tanaman maupun menggunakan arang sekam sebagai media tanam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H