Mohon tunggu...
Galih Ludiroaji Anggraito
Galih Ludiroaji Anggraito Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Politik dan Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika Pemilu Kabupaten Semarang: Bakti atau Pecat?

30 Juni 2021   16:00 Diperbarui: 30 Juni 2021   16:06 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DPC PDIP Semarang yang mempercayai Biena untuk maju menjadi calon wakil Bupati mendampingi Ngesti Nugraha ternyata mendapatkan penolakan dari Biena dengan alasan masih menjadi DPRD. Padahal, secara operasional, hal tersebut tentu tidaklah menjadi masalah karena dalam kasus ini PDIP adalah pemegang kekuasaan tertinggi yang dapat menentukan keberlanjutan karir Biena menjadi DPRD Kabupaten Semarang. Namun, Biena memilih berkomitmen pada kepentingan di luar partai, untuk mendukung Ibunya.

Dua faktor utama tersebut menimbulkan perbedaan kepentingan antar aktor dan mempengaruhi proses Pilkada Kabupaten Semarang, terkait aspek operasional dalam tata kelola pemilu. Analisis dimensi politis dalam kasus Pilkada Kabupaten Semarang Tahun 2020 yang penulis coba jelaskan dalam tulisan ini menguatkan konsep tata kelola pemilu yang dijelaskan Torres dan Diaz (2015).

Dalam kasus Pilkada Kabupaten Semarang, terlihat dua dimensi yang mengiringi berjalannya tata kelola pemilu. Dua dimensi tersebut adalah dimensi operasional dan dimensi politis. Keduanya bersinggungan antara satu dengan yang lain utamanya tatkala menilik bagaimana implementasi desain kebijakan di lapangan. Oleh karena itu, aspek politis yaitu perbedaan kepentingan antar aktor dalam Pilkada Kabupaten Semarang kemudian berpengaruh pada aspek operasional pilkada. Mekanisme yang telah diformulasikan sedemikian rupa secara normatif kemudian dapat diaktualisasikan oleh para aktor terkait sesuai dengan porsi peranannya masing-masing. Subjektivitas tentu akan nampak lantaran para aktor memiliki kepentingan yang berbeda meski mendasarkan diri pada pedoman yang sama. Implikasinya, beragam dinamika pun bisa jadi menyeruak ke permukaan yang kemudian secara tidak langsung berpotensi mempengaruhi jalannya proses kandidasi. Kemudian, faktor yang mempengaruhi perbedaan kepentingan dan menimbulkan aspek politis dalam Pilkada Semarang 2020 adalah dilema relasi kekerabatan dengan relasi kelembagaan dan adanya krisis komitmen dan kepercayaan antara anggota partai dengan partainya.

Daftar Pustaka

Aditya Perdana, M. S. (2019). Tata Kelola Pemilu di Indonesia. KPU RI.

Liputan6. (2020, Oktober 2). PDIP Pecat Bupati Semarang dan Anaknya karena Dukung Istri yang Diusung Partai Lain. Retrieved from Liputan6.

Mukti, A. H. (2020, Oktober 1). Dipecat PDIP Gegara Ibu Maju Pilkada, Anak Bupati Semarang Buka Suara. Retrieved from detikNews.

Permana, D. A. (2020, September 2). Tolak Tawaran Jadi Cawabup, Anggota DPRD Kabupaten Semarang Terancam Dipecat. Retieved from KOMPAS.com.

Permana, D. A. (2021, Februari 26). Resmi Jadi Bupati Semarang, Ngesti Bersiap Tidur di TPS Peraih Suara Terbanyak. Retrieved from KOMPAS.com.

Pribadi, B. (2020, Oktober 1). Pilkada Kabupaen Semarang, PDIP Pecat Bupati Semarang. Retrieved from Republika.co.id.

Purbaya, A. A. (2020, September 2). Bupati Semarang dan Anaknya Terancam Dipecat dari PDIP, Kenapa? Retrieved from detiknews.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun