Mohon tunggu...
Galih AnggiVadia
Galih AnggiVadia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Profesi saya Mahasiswa di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Saya adalah seorang mahasiswa di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, saya mengambil program studi S1 Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, sekarang saya sudah semester 6. Saya mendaftar disini dikarenakan saya juga suka atau hobi dalam menulis, saya juga menyukai dunia olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kenapa Kentut yang Tidak Bersuara Cenderung Menimbulkan Bau Daripada yang Bersuara

17 Maret 2023   13:46 Diperbarui: 17 Maret 2023   13:52 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kentut yang tidak bersuara cenderung menimbulkan bau daripada yang bersuara karena kentut yang tidak bersuara biasanya mengandung lebih banyak gas belerang dan gas lainnya yang berkontribusi pada bau kentut, sedangkan kentut yang bersuara biasanya lebih banyak mengandung gas nitrogen dan oksigen yang tidak berbau. Selain itu, kentut yang tidak bersuara cenderung keluar lebih lambat dan menyebar ke udara dalam jumlah yang lebih banyak, sehingga dapat menimbulkan bau yang lebih kuat.

Komposisi gas: Gas belerang (terutama hidrogen sulfida) merupakan salah satu gas yang dapat menimbulkan bau busuk pada kentut. Kentut yang tidak bersuara cenderung mengandung lebih banyak gas belerang dan gas lainnya yang berkontribusi pada bau kentut, sedangkan kentut yang bersuara biasanya lebih banyak mengandung gas nitrogen dan oksigen yang tidak berbau.

Kecepatan keluarnya gas: Kentut yang tidak bersuara cenderung keluar lebih lambat dan menyebar ke udara dalam jumlah yang lebih banyak, sehingga dapat menimbulkan bau yang lebih kuat. Sementara itu, kentut yang bersuara biasanya keluar dengan kecepatan yang lebih tinggi dan dalam jumlah yang lebih sedikit, sehingga bau yang dihasilkan cenderung lebih ringan.

Kondisi pencernaan: Jenis makanan yang dikonsumsi dan kondisi pencernaan juga dapat mempengaruhi bau kentut. Makanan yang tinggi protein dan sulfur dapat meningkatkan produksi gas belerang dalam sistem pencernaan dan menyebabkan kentut berbau lebih busuk. Jika kondisi pencernaan buruk, gas-gas yang dihasilkan oleh bakteri dalam sistem pencernaan juga dapat menimbulkan bau yang tidak sedap pada kentut.

Demikianlah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mengapa kentut yang tidak bersuara cenderung menimbulkan bau daripada yang bersuara. Namun, penting untuk diingat bahwa kentut adalah proses alami dalam tubuh dan sebaiknya tidak perlu dipermalukan atau dianggap sebagai hal yang tidak pantas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun