"Saya pikir ini tentu berkaitan pula menjaga muruah Partai Golkar sebagai partai besar pasca 1999, terlebih lagi pasca Orde Baru, Golkar belum bisa menduduki kursi RI-1. Saya pikir peluang itu selalu ada karena politik dan kandidasi bukan diukur secara matematis lewat popularitas," kata Wasisto.
Bagi Wasisto, walaupun nantinya Airlangga gagal meraih tiket untuk menjadi bakal capres, setidaknya dia berhasil mengerek elektabilitas partai. Para kadernya yang maju menjadi caleg akan terkerek suaranya karena efek ekor jas yang dibawa Airlangga. "Masuk menjadi bagian dari salah satu koalisi yang mengusung figur populer," ungkapnya.
**Jangan lupa tinggalkan tanggapan kalian di kolom komentar ya!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI