“Kami memiliki industri sekuensing genom terbesar - kami memiliki sekitar 50 persen industri sekuensing genom dunia - dan kami menyimpan perpustakaan dari semua varian sehingga kami siap untuk merespons - baik di musim gugur atau seterusnya - untuk tantangan apa pun yang virus mungkin muncul dan menghasilkan vaksin berikutnya.” Kata Zahawi.
Masih belum jelas berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memvaksinasi dunia. Banyak dari mereka yang divaksinasi hingga saat ini hanya menerima satu dari dua dosis yang diperlukan.
Sekitar 65 persen dari semua suntikan yang diberikan sejauh ini telah diberikan di negara-negara berpenghasilan tinggi menurut kriteria Bank Dunia.
Israel saat ini berada di depan seluruh dunia dalam vaksinasi per kepala populasi, diikuti oleh Uni Emirat Arab, Inggris, Bahrain, Amerika Serikat, dan kemudian negara anggota Uni Eropa Spanyol, Italia dan Jerman.
Kluge menyerukan kepada negara-negara kaya untuk menunjukkan solidaritas terhadap negara-negara miskin yang tidak mampu membeli vaksin. Ia juga mendesak agar negara-negara kaya mau membagikan sesuai dosis yang dibutuhkan.
Dalam upaya memerangi apa yang disebut nasionalisme vaksin, WHO telah membentuk COVAX, sebuah inisiatif berbagi inokulasi global untuk membantu negara-negara miskin.
“Kami tahu bahwa di UE, Kanada, Inggris, AS, mereka semua memesan dan membuat kesepakatan dengan dosis empat hingga sembilan kali lebih banyak daripada yang mereka butuhkan.” Kata Kluge.
"Jadi maksud saya di sini adalah, jangan menunggu sampai Anda memiliki 70 persen populasi (divaksinasi) untuk dibagikan dengan Balkan, untuk dibagikan dengan Asia Tengah, Afrika." Ungkapnya.
Sementara itu, Virus korona baru - yang dikenal sebagai SARS-CoV-2 - telah menewaskan hampir 2,3 juta orang di seluruh dunia sejak muncul di China pada akhir 2019, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Kedokteran Johns Hopkins.
Oleh: Galih M. Rosyadi.
Sumber: Reuters & Al-Jazeera