Mohon tunggu...
Febrian Galih
Febrian Galih Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ekstrim! Perjuangan Kami di Tengah Demo dan Amukan Warga

25 Oktober 2016   13:22 Diperbarui: 25 Oktober 2016   14:07 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini adalah pengalaman saya dan tim yang paling menakutkan selama bekerja menjadi karyawan PLN. Dimana saat itu kami sedang bertugas di daerah Pontianak.

Pengalaman ini tidak akan kami bisa lupakan bagi saya  dan tim, secara pada saat itu kami bekerja penuh dengan tekanan, kalau tekanan dari atasan mungkin masih bisa ditolelir tapi ini sungguh antimainstream, tekanan yang kami dapatkan justru dari warga setempat.

Pengalaman yang terjadi pada tahun 2015 di bulan ramadhan ini adalah tentang projek Gardu Induk (GI), dimana (GI) namanya Gardu induk sambas Gardu induk sambas akan berfungsi untuk menghubungkan listrik sambas dengan listrik pontianak.

GI sambas ini harus segera beroperasi supaya dapat mengalirkan listrik,  dari listrik pontianak ke daerah sambas dan sekitarnya  serta supaya listrik sambas tidak sering mengalami pemadaman dikarenakan besar kebutuhan listrik di daerah sambas dan sekitarnya lebih besar dari pada besar listrik yg sediakan oleh pembangkit listrik di daerah sambas itu sendiri.

Pada kenyataannya yang terjadi justru pembangkit listrik di sambas defisit akibatnya banyak pemadaman yang terjadi, dengan keadaan seperti itu akhirnya warga marah dan kantor PLN rayon sambas di demo habis-habisan.

Parahnya warga tidak hanya demo biasa, tapi warga juga melempari batu dan benda-benda lainnya. Keadaan begitu mencekam saat itu, pegawai PLN yang seharusnya bekerja dengan cepat dan cermat untuk menangani harus berhadapan dengan kekerasan warga.

Cuaca di daerah itu memang terkenal cukup panas, tidak heran pada saat siang dengan keadaan haus dan lapar menahan puasa, warga juga harus tahan dengan matinya AC. Ditambah parah dengan pada malam harinya, disaat masjid harus mengadakan sholat tarawih dan ibadah lainnya justru listrik padam.

Itulah yang menyebabkan emosi warga tidak terbendung lagi dan pada akhirnya tim saya yang diminta untuk segera menangani dan membantu percepatan agar gardu induk sambas segera beroperasi.

Mau tidak mau kami harus kerja dari pagi sebelum waktu sahur hingga waktu berbuka karena di target sebelum lebaran harus sudah beroperasi, ditambah lagi dari pemerintah daerah setempat yang meminta supaya projek ini segera beroperasi.

Tim saya benar-benar kerja keras kali ini, mungkin kami mengatakan ini bukan bekerja tapi berjuang, dengan cuaca yang ekstrim panas ditambah dengan keadaan puasa menahan lapar dan haus kami terus berjuang demi berjalannya gardu.

Bahkan yang sangat tidak bisa kami bayangkan adalah saat keluar mencari makan untuk sahur dan berbuka, kami tidak boleh memakai seragam atau atribut, dikhawatirkan akan terkena intimidasi atau hal-hal yang tidak diinginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun