Narasi yang mereka angkat mengenai perjuangan penyelesaian isu nasional/internasional sering kali tidak dapat menyentuh dan menggapai realitas sebenarnya kehidupan mahasiswa IPB.Â
Padahal, mahasiswa  tidak membutuhkan hal-hal narsistik seperti itu dari BEM KM. Mereka hanya butuh sosok pemimpin dan sebuah wadah resmi yang mampu mengayomi serta memperjuangkan asa dan harap mereka, dalam memperjuangkan penurunan UKT, peningkatan fasilitas kampus, serta penyediaan media pengembangan bagi karir mereka.Â
Sebagai penutup, saya akan mengingatkan bahwa segala hiruk-pikuk demokrasi dan politik kampus yang terjadi saat ini, merupakan sebuah cerminan nyata dari sebuah implementasi politik yang akan terjadi pada masa depan.Â
Jika sistem politik kampus dibiarkan terus berada dalam kehancuran dan keboborkan, maka bangsa yang besar ini akan kehilangan salah satu wadah terpenting untuk melatih, membina, mendidik, dan membentuk pemimpin masa depan.Â
Mau sampai kapan BEM KM IPB akan terus tenggelam dalam relevansi yang kian memudar? Kejadian ini bukan hanya sekadar tanggung jawab mahasiswa, lebih dari itu sistem politik kampus memiliki peranan yang jauh lebih signifikan atas hal yang saat ini terjadi.
Terima kasih, semoga menjadi pengingat dan pelecut perubahan.
Dengan segala hormat,
Galih Restu Pratama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H