Mohon tunggu...
Muhamad Jalil
Muhamad Jalil Mohon Tunggu... Dosen - Orang pinggiran

Write what you do

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jejak Evolusi di Situs Patiayam

15 Juli 2019   15:08 Diperbarui: 15 Juli 2019   15:16 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Temuan mengejutkan oleh Sartono di situs Patiayam pada tahun 1978 diperoleh fosil gigi pra geraham dan pecahan tengkorak. Diduga fosil tersebut golongan Homo erectus yang hidup di kala Plastosen tengah. Dan anehnya ada kemiripan di Sangiran. Di dalam museum Patiayam yang  dipamerkan hanya sekedar replika Homo erectus.

Potensi fosil yang variatif ini  kemudian menarik perhatian saya pribadi untuk bisa menggali lebih jauh lewat penelitian dan pengabdian. Dengan kata lain situs Patiayam tidak cukup buat  sarana pendidikan saja. Karena itu tidak menutup harapan bahwa Tadris Biologi dan Tadris IPA STAIN Kudus ke depan bisa ambil bagian untuk melakukan research disana.  Apalagi dikatakan Pak Jamin masih banyak fosil yang belum diangkat dari perut bumi.

Di akhir cerita Pak Jamin berkeluh kesah bagaimana ada isu pemindahan lokasi museum ke Kecamatan lain. Pasalnya lahan situs Patiayam ini berdiri di atas lahan bondo deso. Problem ini jadi hambatan bagi pengelola Patiayam untuk ekspansi yang jauh lebih besar. Pak Jamin tengah komunikasikan problem ini dengan lurah, camat, bupati, hingga komisi D agar segera ada kepastian masalah lahan buat situs Patiayam.

Sayang sekali problem ini kalau sampai berlarut-larut. Patiayam bisa mati menjadi fosil sejarah. Padahal pengakuan Pak Jamin pengunjung di Patiayam bisa mencapai 2500 orang perbulan. Di luar itu, Patiayam punya potensi lain yang tak kalah istimewa, yakni gardu pandang di perbukitan, 11 titik gua, sendang, dan aliran mata sungai yang jernih.

Kondisi ini bisa bertambah bilamana mimpi Pak Jamin akan pengembangan Patiayam dapat direalisasikan. Cita-cita beliau antara lain: menambah koleksi fosil, diorama, ruang multimedia, parkir memadai, menyediakan wahana permainan, souvenir, dan segudang lagi.

Obrolan Pak Jamin yang tulus membuat saya tak sadar waktu sudah beranjak siang. Durasi angkutan hanya sampai pukul 12.00 WIB. Kami pun akhirnya pamit pada Pak Jamin dan kru yang lain.

"Rasanya tak afdhol jika kebersamaan di Patiayam ini tidak diakhiri dengan sesi fosilisasi bersama" pikirku. Eh tak tahunya mahasiswa punya pandangan yang sama. "Boleh foto bersama dengan Pak Jalil?" seru mereka. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun