1. Nilai-Nilai Sosial dan Etika : Prinsip-prinsip seperti gotong royong, saling menjaga, dan tolong-menolong adalah aspek kearifan lokal yang tidak berwujud, tetapi mereka membentuk kerangka etika sosial yang kuat dalam masyarakat.
2. Tradisi Lisan : Cerita rakyat, lagu-lagu tradisional, dan ceramah lisan adalah bagian penting dari kearifan lokal yang tidak berwujud. Mereka dapat mengandung pengetahuan, sejarah, dan nilai-nilai budaya.
3. Kepercayaan dan Agama Tradisional : Praktik agama tradisional, upacara keagamaan, dan keyakinan kepada roh-roh atau leluhur adalah aspek kearifan lokal yang intangible.
4. Sistem Pengetahuan dan Keterampilan Lisan : Pengetahuan yang diwariskan secara lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya, seperti cara memasak makanan khas daerah atau teknik pertanian lokal.
5. Pendekatan Gotong Royong dan Kolaborasi : Prinsip-prinsip kolaborasi dalam kehidupan sehari-hari, seperti berbagi sumber daya atau kerja sama dalam memecahkan masalah, adalah bentuk kearifan lokal yang tidak berwujud.
2. kearifan lokal yang berwujud nyata atau tangible
   Kearifan lokal yang terwujud, atau "kearifan lokal berwujud," merujuk pada aspek-aspek budaya, pengetahuan, teknik, dan benda-benda fisik yang dapat dilihat, diraba, atau diwujudkan dalam bentuk nyata. Ini mencakup barang-barang seperti peralatan tradisional, alat musik tradisional, seni kerajinan tangan, bangunan adat, dan teknologi tradisional yang telah ada dalam komunitas atau budaya tertentu selama bertahun-tahun. Kearifan lokal yang terwujud adalah manifestasi fisik dari identitas budaya dan tradisi suatu masyarakat. Ini mencakup semua hal yang dapat dilihat, disentuh, atau digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang mencerminkan pengetahuan dan praktik lokal.  Berikut adalah beberapa contoh dari kearifan lokal yang terwujud:
1. Peralatan Pertanian Tradisional: Alat-alat pertanian seperti cangkul, lesung, alu, dan sabit yang digunakan dalam praktik pertanian tradisional di berbagai daerah di Indonesia.
2. Alat Musik Tradisional: Contoh-contoh termasuk gamelan, angklung, sasando, dan berbagai jenis alat musik tradisional yang digunakan dalam musik dan upacara adat.
3. Seni Kerajinan Tangan: Contoh seni kerajinan tangan seperti batik, tenun, ukiran kayu, anyaman bambu, dan pembuatan wayang kulit.
4. Bangunan Adat dan Arsitektur Tradisional: Contoh-contoh bangunan seperti rumah adat, meriam bambu, dan rumah panggung yang mencerminkan arsitektur tradisional suatu daerah.