Mari kita lanjutkan!
Seperti yang sudah disinggung pada edisi lalu, analisis wacana tekstual itu dibagi menjadi dua, yaitu aspek gramatikal dan aspek leksikal. Unsur-unsur, seperti pelesapan atau penghilangan (ellipsis), perangkaian (konjungsi), pengacuan (referensi), dan penyulihan (substitusi) termasuk ke dalam aspek gramatikal.
Sebelumnya, sudah dibahas sedikit tentang pengacuan. Kali ini kita akan melangkah ke unsur lainnya.
Q: "Menurutku mengasyikkan, sih! Kalau kamu sendiri bagaimana?"
A: "Kegiatan kita menyenangkan kok. Aku lumayan bersenang-senang hari ini."
Dialog itu terjadi di antara dua orang tanpa nama. Orang pertama menyebutkan kata 'mengasyikkan', sedangkan orang kedua memilih untuk menggantinya dengan kata 'menyenangkan.' Substitusi atau penyulihan terjadi ketika si lawan bicara mengucapkan kata 'menyenangkan' alih-alih kata 'mengasyikkan.'
"Aku memang merasa lelah, tapi semua terbayar lunas saat hasilnya memuaskan."
Kata 'tapi' digunakan untuk menghubungkan dua kalimat yang setara pada kalimat di atas. Contoh ini masuk ke dalam elemen perangkaian atau konjungsi.
Jika hendak membahas segi leksikalnya, maka kita akan membicarakan tentang lawan kata (antonimi), kesepadanan kata (ekuivalensi), hiponimi, sanding kata (kolokasi), pengulangan (repetisi), dan padanan kata (sinonimi).
Kita langsung saja ke bagian contohnya.
"Bukankah kamu sudah mengenalnya cukup lama? Semua juga tahu bahwa dia orang yang paling keras kepala."