Mohon tunggu...
Galant Victory
Galant Victory Mohon Tunggu... Wiraswasta - Praktisi Pasar Modal Syariah

Fokus studi di bidang Ekonomi dan Akuntansi, hampir 10 tahun mengenal dunia Pasar Modal, aktif di komunitas Studi Ekonomi Islam sejak duduk di bangku perkuliahan. Kini aktif sebagai analis dan praktisi Pasar Modal Syariah khususnya Saham Syariah.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

7 Rasio Keuangan yang Wajib Diketahui Investor Saham Pemula

18 Maret 2021   11:51 Diperbarui: 18 Maret 2021   16:03 2715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumus Perhitungan Price to Book Value (PBV)/dokpri

Book Value of Equity atau biasa disebut juga sebagai Nilai Buku Perusahaan adalah jumlah kekayaan bersih perusahaan yang tercantum pada laporan keuangan yang didapatkan dari nilai total seluruh aset perusahaan yang bukan berasal dari hutang. Sehingga dapat dikatakan ekuitas merupakan jumlah kekayaan sesungguhnya dari perusahaan yang berasal dari setoran modal dari pemilik atau laba perusahaan yang ditahan. Sehingga dengan melihat ekuitas kita dapat mengetahui berapa sesungguhnya nilai perusahaan tersebut. Sedangkan dengan menggunakan rasio Price to Book Value (PBV) kita dapat mengukur harga wajar dari saham perusahaan tersebut. Adapun cara perhitungan PBV dapat dilihat pada gambar berikut.

Rumus Perhitungan Price to Book Value (PBV)/dokpri
Rumus Perhitungan Price to Book Value (PBV)/dokpri
Semakin kecil PBV maka akan semakin baik karna menunjukkan harga saham perusahaan yang semakin murah. Pada umumnya, investor mengunakan nilai PBV kurang dari 1 untuk menentukan harga saham perusahaan di bawah harga wajar atau "salah harga". Namun pada perusahaan tertentu kita juga perlu membandingkan dengan perusahaan pada sektor sejenis, serta rata-rata PBV perusahaan tersebut dalam 3-10 tahun. Apabila nilai PBV saat ini berada di bawah rata-rata maka dapat dijadikan salah satu indikator dalam menyimpulkan harga saham perusahaan sedang berada di bawah harga wajar sehingga layak untuk diinvestasikan.

 4. Return on Equity (ROE)

Return on Equity atau disingkat dengan ROE digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian laba bersih perusahaan terhadap modal atau kekayaan bersih. Semakin tinggi ROE maka akan semakin baik, karna hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola modal sehingga menghasilkan laba yang tinggi. Cara menghitung ROE dapat dilihat pada gambar berikut.

Rumus perhitungan ROE /dokpri
Rumus perhitungan ROE /dokpri
Dalam analisa saham menggunakan ROE kita perlu membandingkan ROE perusahaan dengan perusahaan lain pada industri sejenis. Selain itu juga dengan membandingkan dengan ROE tahun-tahun sebelumnya. Apabila ROE meningkat dari tahun ke tahun itu artinya perusahaan mampu bertumbuh dengan baik.

5. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio untuk mengukur seberapa besar jumlah hutang perusahaan dibandingkan dengan kekayaan bersih atau ekuitas perusahaan. Apabila perusahaan memiliki jumlah hutang terlalu besar atau bahkan melebihi total ekuitasnya, maka perusahaan tersebut memiliki resiko yang besar. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memiliki DER kurang dari 1 yang itu berarti jumlah hutang lebih kecil dari total kekayaan bersih perusahaan. Semakin kecil nilainya maka akan semakin baik. Adapun cara menghitung DER adalah sebagai berikut.

Rumus Perhitungan DER/dokpri
Rumus Perhitungan DER/dokpri
Namun, terkhusus pada perusahaan di sektor perbankan atau jasa finansial lainnya, simpanan nasabah dicatat sebagai hutang. Sehingga untuk perusahaan perbankan, DER yang lebih besar tidak selalu buruk, justru mengindikasikan kinerja yang baik. 

6. Dividend Yield (DY)

Dividen Yield (DY) digunakan untuk mengukur persentase keuntungan atau bagi hasil yang diberikan oleh perusahaan kepada investor dari setiap lembar saham yang dimiliki. Pada umumnya Dividend Yield yang menarik bagi investor adalah yang lebih tinggi dari tingkat bunga deposito atau obligasi. Dividend Yield yang tinggi akan disukai oleh investor terutama investor jangka panjang yang mengharapkan passive income dari Dividen.

Cara menghitung Dividend Yield/dokpri
Cara menghitung Dividend Yield/dokpri
Selain dividen yang tinggi, investor juga perlu melihat pertumbuhan jumlah dividen dari tahun ke tahun. Perusahaan yang meraih peningkatan jumlah dividen dari tahun ke tahun mengindikasikan perusahaan memiliki kinerja yang baik sehingga mampu memberikan keuntungan yang meningkat bagi investor. Selain itu, hal ini diperlukan untuk melihat konsistensi perusahaan dalam membagikan dividen setiap tahunnya. Namun, pada perusahaan tertentu DY yang kecil tidak selalu berarti buruk. Terkadang perusahaan memang sengaja menahan laba untuk tidak dibagikan kepada pemegang saham dengan tujuan melakukan ekspansi atau pengembangan perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun