Mohon tunggu...
Wisnu Galang Virgiawan
Wisnu Galang Virgiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNNES

Mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Analisis Pementasan Kethoprak "Sampek Eng Tay"

9 Maret 2024   14:02 Diperbarui: 9 Maret 2024   14:25 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul : Kethoprak Ringkes Sam Pek Eng Tai

TOKOH
Sampek (Marwoto)
Hwa Eng (Didik Nini Thowok)
Suhu Cu (Drs. Susilo Nugroho)
Eng Tay (Hargi Sundari)
Cui Lan Tong (Yuningsih)


SINOPSIS
Pada awal pementasan, para pemeran pada kethoprak tersebut terlihat sedang mempersiapkan pementasan. Mereka saling bercanda dan bahkan merebutkan pemeran “Sampek”.

Drs. Susilo tidak terima jika pemeran Sampek adalah Marwoto. Beliau berpendapat bahwa marwoto tidak pantas menjadi Sampek karena Marwoto merasa lebih muda dan lebih intelek. Namun para pemeran yang lainya lebih memilih Marwoto sebagai Sampek karena Marwoto adalah orang yang penting dalam pementasan tersebut. “karo meneh kowe intelek, titelmu Drs. Wong juragane aku.” Ujar Marwoto. Akhirnya secara terpaksa Drs. Susilo menerima dengan terpaksa.

Setelah berdebat, para pemain menyambut walikota Yogyakarta. Namun pak wali belum datang. Akhirnya pementasan dimulai.

Pementasan diawali dengan penampilan seni tari dan nyanyian oleh Didik Nini Thowok yang
juga berperan sebagai Hwa Eng, salah satu teman dari Eng Tay. Setelah penampilan Didik Nini Thowok selesai, masuk pada awal cerita. Pada awal cerita terlihat Eng Tay sedang berbincang dengan ayahnya. Eng Tay merupakan anak dari keluarga yang kaya. Eng Tay adalah seorang perempuan yang ingin bersekolah. Namun ayah Eng Tay melarangnya, karena pada latar waktu cerita tersebut adalah pada masa lalu dimana masyarakat memegang prinsip bahwa kodrat perempuan adalah macak, manak, dan masak. Kemudian Eng Tay terus mencoba menjelaskan
kepada ayahnya bahwa perempuan juga berhak untuk mendapat Pendidikan. Ayah Eng Tay tetap ngeyel untuk tidak akan menyekolahkan anaknya. Akhirnya Eng Tay berinisiatif untuk
menyamar menjadi pria agar bisa sekolah.

Di lain tempat, hiduplah laki-laki miskin yang bernama Sampek. Saat itu sampek sedang ditagih hutangnya. Namun Sampek mengeluarkan berbagai alasan. Sampek mengungkapkan argumen-argumen agar terhindar dari tagihan hutangnya. Dalam argumen-argumen tersebut, mereka berdua menyindir wakil rakyat yang sering korupsi besar-besaran. Tak hanya itu, mereka juga menyindir hukum di Indonesia yang kurang adil. Yang menarik dalam adegan tersebut adalah, sindiran yang diugkapkan mereka berdua dikemas dalam komedi-komedi sehingga dapat menghibur penonton.

Kembali ke cerita. Setelah berdebat, Sampek diberi waktu satu minggu untuk melunasih utangnya. Di lain tempat ada dua orang bernama Cui Lan Thong yang diperankan Yuningsih dan Hwa Eng yang di perankan oleh Didik Nini Thowok. Mereka berdua adalah teman Eng Tay. Mereka sedang saling memamerkan skil tarian hingga akhirnya bertengkar karena saling ejek skil tarian masing-masing.

Di tengah pertengkaran, datanglah Eng Tay yang langsung melerai mereka. Eng Tay melerai, kemudian mengajak mereka berdua untuk siap-siap bersekolah. Mereka bertigapun berlatih menirukan gaya berjalan seorang pria.
Ditengah kegiatan mereka, datanglah dua preman. Preman preman itu datang dengan tujuan untuk meminta uang atau memalak mereka karena telah berada di wilayahnya. Tetapi dua preman tersebut belum membuat mereka takut. Apalagi salah satu preman yang memiliki badan besar ternyata adalah banci yang ingin berkenalan dengan Hwa Eng. 

Tak lama kemudian datang dua preman lainya. Kali ini mereka adalah bos dari preman sebelumnya. Mereka datang dengan menakutkan dan memaksa Eng Tay dan teman temanya untuk memberika uang. Terjadi pertengkaran karena preman tadi memaksa Eng Tay memberikan uang.

Tiba tiba datang seorang laki laki . Ternyata laki laki tersebut adalah Sampek, Sampek
membantu mengusir preman preman tersebut. Sampek berkelahi dengan para preman dan
akhirnya preman preman tadi kalah dan pergi dari tempat itu. Setelah itu Eng Tay berterimakasih kepada Sampek dan berkenalan dengannya. Eng Tay bertanya sedang apa Sampek ada di sini, kemudian Sampek menjawab bahwa dia Cuma kebetulan lewat sini. Eng Tay menawari Sampek untuk ikut bersekolah bersama dia dan teman temanya. Akan tetapi Sampek yang merupakan orang miskin tidak mempunyai uang untuk bersekolah. Padahal Sampek mempunyai keinginan dan kemauan untuk bersekolah. Eng Tay yang ingin berterimakasih kepada Sampek karena telah menyelamatkannya menawari Sampek untuk bersekolah dan akan membayari semua biaya sekolah Sampek. Meski merasa tidak enak dengan Eng Tay karena sekolah biayanya sangatlah mahal. Akan tetapi Eng Tay terus memaksa dan akhirnya Sampek mau untuk ikut bersekolah. Bahkan Sampek berjanji akan lulus tepat waktu dan bersungguh sungguh dalam bersekolah. Akhirnya Eng Tay, Sampek, Hwa Eng, dan Cui Lan Thong berangkat menuju ke sekolah
bersama sama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun