Review Film "Deadpool & Wolverine" (2024)
Sutradara: Shawn Levy
Pemeran Utama: Ryan Reynolds, Hugh Jackman, Emma Corrin, Matthew Macfadyen,Â
Sinopsis: Film yang dibintangi Ryan Reynolds sebagai Wade Wilson ini menceritakan kisah hidupnya yang sepi setelah lama rehat dari Deadpool. Kehidupannya berubah setelah ia mengubah identitasnya yang bekerja sebagai penjual mobil. Ia juga ditemani oleh Rob Delaney sebagai Peter Wisdom yang menjadi sahabatnya. Namun semua berubah saat TVA (Time Variance Authority) yang tiba-tiba menangkapnya. Berawal dari kejadian tersebut, Wilson kemabli berubah menjadi Deadpool untuk menyelesaikan misi lintas semesta yang tidak pernah dipikirkannya. Selama misi tersebut, Wilson dibantu oleh Logan alias Wolverine (Hugh Jackman) yang mulanya terpaksa bergabung dengan Deadpool. Meskpun memiliki perbedaan karakter, keduanya tetap kompak untuk mengancurkan musuhnya.
Kelebihan:Â
Film ini hadir dengan pembawaan karakter "Deadpool" yang terkenal akan humornya sarkastik dan breaking the fourth wall, dimana karakter "Deadpool" berbicara langsung dengan penonton. Teknik ini membuat penonton merasa lebih interaktif dan menyenangkan. Adegan aksi brutal antara Deadpool & Wolverine ini ditampilkan dengan koreografi aksi yang baik dan visual yang mengesankan, dapat memuaskan penonton dan menambah daya tarik film ini.
Dengan kehadiran kameo yang tidak terduga, membuat film ini mendapat nilai plus dan fan service yang dilakukan oleh kameo tersebut menjadi daya tarik baru dibanding film-film terdahulu milik Marvel. Adanya elemen musik ikonis yang muncul di film Deadpool & Wolverine, seperti Bye Bye Bye dari *NSYNC, Iris, Only You, hingga You're All I Need to Get By menjadi hasil kurasi yang sangat cocok untuk masuk ke dalam cerita. Namun, di antara itu semua, lagu hit Madonna berjudul Like A Prayer adalah bintang utama dari deretan musik latar tersebut.
Kekurangan:
Film ini memiliki beberapa kekurangan yang mencolok, salah satunya adalah penggunaan kekerasan dan bahasa kasar yang mungkin tidak sesuai untuk semua penonton. Adegan kekerasan yang eksplisit dan dialog yang sering kali mengandung bahasa kasar bisa membuat film ini terasa terlalu ekstrem bagi sebagian orang. Hal ini membatasi penonton yang bisa menikmati film ini dan mungkin mengurangi daya tarik bagi penonton yang lebih memilih film superhero dengan konten yang lebih bersih.
Selain itu, plot "Deadpool" cenderung sederhana dan lebih fokus pada humor serta gaya daripada pengembangan cerita yang mendalam. Cerita utamanya sering kali terasa kurang kompleks jika dibandingkan dengan film Marvel lainnya yang menawarkan narasi yang lebih berlapis. Selain itu, karakter-karakter pendukung dalam film ini sering kali kurang mendapat perhatian atau pengembangan yang memadai, yang dapat membuat mereka terasa kurang signifikan dalam keseluruhan cerita.Â