seni dan sains begitu erat dalam membangun peradaban. Dalam sebuah buku sejarah estetika dan juga konten youtube martin suryajaya yang membahas dan mengkaji tentang hubungan seni dan sains dalam sejarah. Ia menceritakan tentang kesatuan seni dan sains di masa klasik era renaisans, perpisahan seni dan sains di era modern, terserapnya seni dalam sains di era kontemporer.
Hubungan Begitupun dalam tulisan damanik yang menjelaskan fakta keterkaitan keduanya bahwa: Pertama, pada zaman renaissance sebagai masa perkembangan yunani dan revolusi seni dan sains, Copernicus dan Galileo dengan revolusi sainsnya berpuncak pada karya seniman Leonardo da vinci, Michelangelo dan rembrandt.Â
Kedua, Revolusi seni dan sains berangkat dari waktu yang sama dimana penemuan optik dengan perkembangan interpretasi gambar tiga dimensi oleh Brunelleschi dan durer serta pembacaan bayangan pada teleskop galileo hadir bersamaan. Ketiga, tentang Revolusi teori relativitas Albert Einstein yang membukakan cakrawala baru kita, dari konsep absolut menjadi relatif. Sains dengan kerja logikanya, Â juga memerlukan daya imajinasi seperti halnya seni.
Jejak sejarah menjadi tanda bahwa keduanya sejalan dan saling menopang. Dalam sebuah diskusi yang diadakan oleh perpustakaan pusat ITB, Susanto menyatakan bahwa seni dan sains sangat terkait dari sejarah, lahirnya aliran-aliran dalam sains dan seni berjalan dalam kurun yang sama seperti peralihan fisika klasik ke fisika modern bersamaan dengan lahirnya gaya seni impresionis lalu beralih gaya romantik seni rupa serta impresionisme pada seni musik. banyak ilmuwan memiliki bakat artistik seperti W.K Heisenberg, Leonardo Da vinci, Samuel Morse dan lain-lain. Dari hal tersebut menjadi gambaran dalam melihat hubungan keduanya walau merupakan dua kutub berbeda tapi memiliki tujuan dalam menggambarkan fenomena.
Peradaban merupakan bentuk dari ciptaan manusia yang menjadi bagian dari dunia manusia. Berawal dari pengalaman yang didapat dalam menyikapi kehidupan atau dalam menangkap semesta yang kemudian diolah hingga menjadi peradaban. Menurut sugiharto dalam tulisannya menyatakan bahwa dunia Manusia adalah dunia bentuk yang diciptakan yang terus menerus berubah seiring waktu, sebuah upaya memberi bentuk manusiawi pada hidup dan semesta, bentuk aspirasi batin lewat penciptaan benda dan peristiwa.Â
Tidak hanya seni begitupun dengan sains dan inilah yang menjadi wajah perkembangan dunia. Pembentukan tersebut dilakukan Seni dan sains dalam mengolah pengalaman dan pengetahuan menjadi karya yang membangun peradaban. Dalam pembentukan tersebut sebenarnya kedua bidang ini berlandaskan pada proses yang sama yaitu imajinasi, kemampuan sintesis dan pengembangan daya kreatifitas yang mendorong untuk merepresentasikan dunia sesuai persepsi.
Peran dan kolaborasi keduanya
Seni sangat identik dengan unsur perasaan, imajinasi dan irasional yang sangat berseberangan dengan sains. Ada banyak anggapan bahwa unsur yang melekat dalam seni dapat mengganggu kerja-kerja penalaran yang rasional dan objektif namun Menurut Michele ponyali dalam tulisan Sugiharto bahwa unsur perasaan menjadi penting sebagai penentu dalam kegiatan ilmiah.Â
Unsur perasaan berperan selektif, heuristik dan persuasif. Selektif, perasaan memberi isyarat tentang suatu penelitian berharga tidaknya, layak ditekuni atau tidak, menentukan relevan tidaknya penelitian atau menentukan persoalan mana yang mungkin dipecahkan. Heuristik yaitu tentang keberanian, karena penelitian sifatnya mencari penemuan terbaru dibutuhkan keberanian untuk mengubah cara berfikir, sedangkan persuasif yaitu dimana penemuan baru perlu dikomunikasi dan diperjuangkan agar diterima oleh masyarakat ilmuwan. Dari hal tersebut Perasaan sangat menentukan proses ilmiah. Selain itu kreativitas diperlukan untuk membuat terobosan ilmiah.
Peran sains dalam seni juga tidak kalah penting sebab bagian pembentuk produk kesenian yang akademik juga berasal dari pengetahuan ilmiah seperti teori pencampuran warna, prinsip seni, perspektif serta berbagai ilmu kesenian yang sifatnya terukur.
Leonardo da Vinci melakukan berbagai eksperimen dengan mengkolaborasikan seni dan sains dalam studinya. Seniman lain tertarik untuk mengamati dan mendokumentasikan kumpulan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat, Misalnya Rembrandt dengan lukisannya yang berjudul The Anatomy Lesson, menggambarkan seorang ilmuwan yang membedah mayat dan terlihat di sekitarnya ada penonton yang tertarik ingin mengetahui cara kerja tubuh manusia.Â
Seni sebagai pencatat kemajuan ilmiah juga hadir dalam lukisan Joseph Wright, salah satu pelukis inggris pada akhir abad 18 yang menggambarkan revolusi industri. Salah satu Lukisan terkenalnya berjudul Wright A Philosopher Giving a Lecture at the Orrery yang menggambarkan pertemuan ilmuwan di sekitar miniatur mekanis tata surya. Kini beberapa lukisannya dipamerkan di museum dan galeri seni derby.
Seni dan sains merupakan unsur penting dalam membangun peradaban yang pada awal perkembangannya memiliki satu kesatuan bidang kajian. Namun seiring berjalannya waktu keduanya berpisah masing-masing menjadi bidang kajian tersendiri akibat tuntutan desakan industri dan tuntutan spesialisasi hingga akhirnya kembali menyatu dan interaksi keduanya tidak dapat dihindarkan. Teknologi sebagai produk dari sains telah sampai menyentuh dan sangat mempengaruhi dunia seni di era postmodern.Â
Dunia seni baik tradisional maupun modern kini memerlukan sentuhan teknologi seperti fotografi, perekam suara dan gambar serta segala sifatnya yang digital dalam menyajikan karya seni untuk dinikmati. Bahkan dunia seni kontemporer kadang menyentuh area sains sebagai konsep yang memukau karena adanya imajinasi dan rasionalitas demi menghasilkan pengalaman baru bagi penikmat.
Seniman membutuhkan teknologi yang merupakan buah dari sains sebagai bahan kajian dan objek baru dalam menghasilkan karya seni yang inovatif. Semua itu berkat perkembangan sains yang luar biasa menghasilkan teknologi. Seperti dalam pameran seni berbasis teknologi dan sains MAG20 yang diadakan Connected art platform. Pameran tersebut menghadirkan karya yang mampu mengajak pengunjung membayangkan visualisasi kota ideal dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa depan dengan bantuan teknologi.Â
Selain lewat pameran juga kita mengambil contoh dalam dunia perfilman seperti film anime jepang. Ada banyak buah imajinasi seniman manga dalam karyanya yang menjadi inspirasi dalam menciptakan teknologi di dunia nyata seperti tangan robot sebagai pengganti tangan manusia ada pada serial anime fullmetal alchemist, virtual reality yang terinspirasi dari serial anime sword art online dan masih banyak lagi inspirasi teknologi dari karya seni.Â
begitupun sebaliknya pada sains juga membutuhkan sentuhan seni sebagai media pengemas agar terlihat menarik, kreatif, inspiratif dan bermakna. Selain itu ilmuwan juga membutuhkan seniman dalam menggambarkan karyanya agar dapat dinikmati secara luas oleh masyarakat lewat pertunjukan, pameran atau karya seni.
Banyak contoh seni yang bersinggungan dengan sains ada di sekitar kita yang membantu dalam memahami warisan ilmiah dan bagaimana sains dilayani dengan baik dengan menerapkan lensa artistik, mengemas sains menjadi menarik, bermakna dan inspiratif. Keduanya bersama-sama membangun peradaban dan membantu untuk menafsirkan, mempelajari, dan menjelajahi dunia di sekitar kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H