Formalisme memungkinkan siapa pun masuk ke dalam sebuah karya seni. Â dengan pengetahuan pronsip tersebut sangat mempengaruhi bagaimana dan mengapa karya itu dibuat.Â
Dengan beberapa pengetahuan dasar prinsip seni rupa yang telah dibahas, mari kita pertimbangkan kembali pertanyaan tentang bagaimana formalisme dapat diterapkan untuk memahami komposisi karya. Kita ambil contoh salah satu karya picasso berjudul gurnica.
Pertama, mari kita mulai dengan elemen. Elemen apa yang terasa sangat mewakili karya ? Kemungkinan jawabannya adalah bentuk dan nilai, dan mungkin saja  garis serta ruang. lalu Prinsip apa yang terasa sangat terlibat dalam komposisi karya? Misalnya, adanya komposisi asimetris dengan gerakan yang cukup besar diciptakan oleh pengulangan bentuk segitiga terarah. Bentuk-bentuk berani ini mengarahkan dan menarik perhatian apresiator.
Bagaimana dengan jenis representasinya? Picasso pada titik ini terlibat dalam abstraksi. Sekarang kita telah menganalisis bentuk melalui elemen, prinsip, dan jenis representasi, mari kita fokus pada bagaimana menafsirkan makna atau perasaan yang dihasilkan oleh pilihan komposisi karyanya. Â
Secara visual ruang sangat aktif, hampir sampai pada titik ketidaknyamanan visual, kemungkinan karena kondisi perasaannya yang kurang baik terhadap dunia disekitarnya, jika ditelusuri lebih jauh karya tersebut memang menggambarkan tragedi perang dan penderitaan yang ditimbulkan khususnya kepada warga sipil yang tidak bersalah.Â
Karya ini menjadi monumen pengingat abadi akan tragedi perang, simbol anti-perang, dan perwujudan perdamaian sedan sebagainya. Kurang lebih seperti itu.Â
itulah beberapa prinsip seni rupa dari keseimbangan, irama, skala proporsi, penekanan, kesatuan hingga waktu dan gerak, Semoga bisa menambah pengetahuan kita sehingga memudahkan dalam mengolah komposisi karya. salam seni!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H