Undangan itu terasa kaku
Dan kamu mengabaikannyaÂ
Dengan beberapa kali kamu menghindar
Sampai dirimu berada dalam obrolanÂ
Kamu mencoba balasan singkatÂ
Seperti tersemogakan alasan terciptanya sebuah ruangÂ
Esoknya pikirmu memenuhi memoarÂ
Sampai menjadi arus terpadat dalam benakÂ
Jemarimu malah membuat kacau sebuah keliruÂ
Tentang sebuah surel yang terhapus
Kamu terjebak dalam ruang sempit
Ia pengap dan membuat histeris
Pada akhirnya kamu pergi melupakan sekelumit kisahÂ
Lalu pergi dari kealfaan jalan yang telah berlaluÂ
Dengan menikmati masa yang baru saja tiba
Per lahan kamu menemukan kembali huruf-huruf yang  hilang
Dengan membuka lembar baru bagi hari mendatangÂ
Dengan itu kamu mampu melewati arus lalu lalang
Pikirmu ...Â
Bukan hendak memutus ikatan persaudaraanÂ
Karena dengan doa-doa Tuhan kelak mempersatukan
Tidak hanya dengan keberadaan kotak Pandora
Kamu memulai dengan seuats senyumÂ
Tanpa menjadi beban yang menganga dalam sebatas trauma.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H