Pun, ketika bunga-bunga mulai menebar wewangian musim semi
Pun, ketika mentari mulai memberi warna yang kian menguning
Pun, ketika tubuh tak lagi berada dalam dekapan rumah
Pun, jika kami direntang jarak oleh garis takdir
Pun, dengan  dua ratus dua puluh hari yang berlalu begitu sajaÂ
Pada akhirnya kamu akan tetap pergi dengan langkahmu yang kian berbeda
______
Januari kembali bersaljuÂ
Menyajikan secangkir cokelat panas yang kian terhirup
Juga serbuk vanili yang kian meluruh
Bersama menikam secara beruntun
Melalui gumam menampakkan residu
Seperti pada malam
Tak sepenuhnya menjadi gulitaÂ
 Kami temukan bintang gemintang
Juga kerlap-kerlip sang aurora
______
Pada akhir JuliÂ
Ketika kami kembali
Dan kamu meminta pergiÂ
Untuk melukis pagi
Menyisakan selisih
Untuk kemudianÂ
menikmati sepi
______
Daun-daun berjatuhanÂ
Sedangkan kakiku masih terjerembab bayang
Yang mengintai dari balik layarÂ
Ia melekat namun tak kasatmata
Sampai kutatap dalam benakÂ
Hingga ia termangu menjatuhkan diri
Lalu enggan bertemu
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H