Mohon tunggu...
Intan Nursyifa Rahma
Intan Nursyifa Rahma Mohon Tunggu... Freelancer - Bismillah

Penggemar buku

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Antologi Musim

13 Januari 2021   07:07 Diperbarui: 13 Januari 2021   07:25 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pun, ketika bunga-bunga mulai menebar wewangian musim semi

Pun, ketika mentari mulai memberi warna yang kian menguning

Pun, ketika tubuh tak lagi berada dalam dekapan rumah

Pun, jika kami direntang jarak oleh garis takdir

Pun, dengan  dua ratus dua puluh hari yang berlalu begitu saja 

Pada akhirnya kamu akan tetap pergi dengan langkahmu yang kian berbeda

______

Januari kembali bersalju 

Menyajikan secangkir cokelat panas yang kian terhirup

Juga serbuk vanili yang kian meluruh

Bersama menikam secara beruntun

Melalui gumam menampakkan residu

Seperti pada malam

Tak sepenuhnya menjadi gulita 

 Kami temukan bintang gemintang

Juga kerlap-kerlip sang aurora

______

Pada akhir Juli 

Ketika kami kembali

Dan kamu meminta pergi 

Untuk melukis pagi

Menyisakan selisih

Untuk kemudian 

menikmati sepi

______

Daun-daun berjatuhan 

Sedangkan kakiku masih terjerembab bayang

Yang mengintai dari balik layar 

Ia melekat namun tak kasatmata

Sampai kutatap dalam benak 

Hingga ia termangu menjatuhkan diri

Lalu enggan bertemu

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun