Seiring dengan merebaknya Covid-19 yang telah menyebar global di seluruh wilayah Indonesia, ketersediaan alat dasar dini mencegah virus masuk dalam tubuh manusia semakin menipis seperti handsanitazer, desinfektan, dsb. Bahkan, masker pun menjadi sangat langka di kalangan masyarakat saat ini, kalaupun ada mungkin harganya sudah tidak normal lagi yakni melonjak sesuai para penjualnya.
Baru-baru ini memang dikejutkan dengan harga masker (khususnya masker medis) yang semakin melonjak, sehingga banyak muncul penjual curang/nakal yang ingin mendapatkan keuntungan banyak dan cepet dengan adanya kebutuhan masker tersebut yang melonjak, namun ketersediaan stok masker menipis. Alih-alih mendapatkan keuntungan banyak, tren harga masker mahal tidak berlangsung lama, Pemerintah Indonesia tidak diam dan mencari solusi dalam menangani kasus ini.
Tidak butuh waktu yang lama, akhir bulan april ini harga masker kembali normal. Hal ini terjadi karena banyak faktor mulai dari pemerintah yang telah mengimpor masker dari luar negeri, serta saat ini pemerintah memberikan anjuran dalam pemakaian masker kain, hal ini malah menimbulkan banyak bermunculan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berpeluang untuk memenuhi kebutuhan masker saat ini.
Dengan adanya solusi yang telah mengubah ketersediaan masker saat ini, pada akhirnya si penimbun masker kini mulai merasakan kerugian oleh ulahnya sendiri, banyak yang mengaku akan terancam rugi banyak dan berkepanjangan, tidak sedikit kerugian yang didapatkan bahkan ada yang sampai rugi miliaran rupiah dari ulah menimbun masker, kendati demikian memang ini adalah resiko para spekulan yang patut diterima dan dijadikan pembelajaran agar tidak lagi berbisnis ilegal dengan memanfaatkan situasi genting di masyarakat.
Oleh karena itu tidak lupa berdoa kepada Allah SWT agar diberikan ketenangan hidup dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan serta tetap menaati kebijakan Pemerintah Indonesia dalam menangani penularan Covid-19 ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H