Mohon tunggu...
Abigail Clarissa
Abigail Clarissa Mohon Tunggu... -

FE'14 UAJ

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Beberapa Penyebab Konser Musik di Jakarta Kurang Menarik

10 Oktober 2014   04:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:39 1350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jumlah tiket juga menjadi bahan pikiran tersendiri dalam membeli tiket. Kita terus-terusan diiming-imingi dengan istilah presale, early bird, atau entah apalah itu agar kita terburu-buru membeli tiket tersebut. Dan jika tiket presale terjual dengan cepat, pastinya kita akan berasumsi bahwa konser tersebut akan sangat ramai dan jangan sampai kehabisan tiket. Apa kalian tahu berapa jumlah tiket yang dijual saat presale? Bisa jadi hal-hal seperti itu adalah "permainan" dari pihak promotor untuk mengguncang keyakinan Anda. Jadi sebaiknya tidak perlu takut untuk hal-hal seperti itu. Lagipula masih banyak calo yang berkeliaran diluar tempat konser yang bisa Anda jadikan alternatif terakhir jikaticketbox sudah tidak melayani pembelian. Location

Sayang sekali akses konser artis asing (entah itu artis bule atau k-pop) tidak didukung dengan kenyamanan menonton. Padahal, kenyamanan menonton itu adalah faktor penting dalam menikmati jalannya sebuah pertunjukan. 

Sedih jika melihat pilihan tempat konser yang tersedia sekarang. Yang paling strategis secara lokasi adalah gedung-gedung daerah Senayan. Mudah dijangkau karena lokasi di tengah kota. Tapi, rata-rata kualitas akustik suara yang dihasilkan di gedung daerah itu tidak terlalu jernih dan nikmat di kuping.Ada beberapa gedung pertunjukan di tengah kota yang mudah dijangkau dan secara akustik layak menampilkan konser yang enak didengar. Sayang, kapasitas gedung-gedung tersebut tidak banyak. Rata-rata hanya menampung 1000 sampai 2000 penonton. Pilihan gedung pertunjukan berkapasitas besar justru biasanya berlokasi jauh dan sering "tidak nyaman" dijangkau transportasi umum. SICC Sentul, misalnya. Butuh ekstra tenaga dan waktu (plus bensin) untuk menjangkaunya. Beda-beda tipis dengan JIEXPO Kemayoran. Bagi yang tidak membawa mobil di tempat terakhir, pilihan taksi jauh dari kata hemat. Ada  JITEC yang lokasi termasuk mudah dijangkau. Tetapi tempat pertunjukannya bersatu dengan mal dan berada di lantai tujuh, membuat akses ke atas terbatas. Hanya tersedia beberapa lift. Hasilnya antrian super panjang sangat melelahkan. 

Dan, jauh dari kata kenyamanan adalah pilihan gedung konser yang kini sering dipakai promoter, yaitu MEIS Ancol. Gedung setengah jadi ini menjadi pilihan dengan alasan kapasitas besar. Bisa menampung sekitar 20 ribu penonton. Konser besar seperti NKOTBSB dan Super Junior pun digelar di sini. Crowd

sumber: Dokumentasi Blackrock Entertainment

Masalah penonton memang menjadi sebuah fenomena tersendiri dalam dunia konser. Sebenarnya, masalah crowdakan terkait dengan empat poin diatas. Misalnya, dengan harga tiket yang murah, crowd yang datang akan semakin banyak. Atau mungkin siapa musisi yang datang, misalkan penyanyi ternama Bruno Mars yang pastinya akan menyedot banyak penonton. Sebenarnya mudah sekali untuk memilah jenis crowd yang datang ke sebuah acara atau konser. Sangat mudah. Lihat saja siapa musisi yang akan bermain pada konser tersebut. Jika band beraliran rock alternatif, atau indie pop, mungkin Anda tidak akan melihat banyak orang yang asik ber-moshing-ria. Berbeda jika musisi yang datang adalah musisi punk atau metal. Lebih baik siapkanlah diri Anda untuk ikut ber-moshing-ria bersama penonton lainnya. Nah, beberapa poin diatas secara tidak langsung telah menjelaskan bagaimana seorang penikmat musik memilah konser yang akan dia tonton. Tidak sembarang konser, yang pastinya adalah konser dari musisi kesayangan yang pastinya tidak akan terlupakan. Tahun 2014 ini cukup banyak konser yang menghiasi Indonesia, terutama Jakarta. Thankyou for your time :) sumber: http://www.talkmen.com/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun