Mohon tunggu...
Gaih ImamSuwarso
Gaih ImamSuwarso Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

pelajar Baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membentuk Karkter Anak Usia Dini

12 Juni 2021   07:30 Diperbarui: 12 Juni 2021   07:35 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia telah mengalami krisis dalam berbagai bidang, dalam bidang pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya. Hal ini terjadi, seiring berkembangnya zaman dan gaya hidup yang terpengaruh dari luar, sehingga kecintaan dan pengabdian anak bangsa sedikit demi sedikit mulai terkikis, dan akhlak/perilaku generasi muda juga mulai mengkhawatirkan. Seperti data yang didapat oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan HAM menunjukkan bahwasannya 857 tahanan anak laki-laki dan 17 tahanan anak perempuan, selain itu 2.677 narapidana laki-laki dan 39 narapidana anak perempuan dengan kasusnya masing-masing, kasus narkoba juga menjangkit generasi muda yaitu pelajar dan mahasiswa, menurut Badan Narkotika Nasional pada 2014 tercatat 27,32 persen . Hal ini sungguh sangat miris, generasi muda yang seharusnya memberikan kontribusi yang baik bagi kemajuan bangsa akan tetapi mereka habiskan dalam tahanan dengan permasalahan yang mereka lakukan.

Sumber daya manusia juga berpengaruh terhadap krisis yang terjadi. Maka dari itu, peningkatan sumber daya manusia sangat dibutuhkan untuk menciptakan kembali bangsa yang berbudaya dan berkarakter. Suatu bangsa akan maju, jika sumber daya manusia di dalamnya memiliki karakter yang baik. Maka dari itu, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berkarakter pendidikan sejak dini sangatlah dibutuhkan. Karena, masa anak-anak merupakan masa yang dikenal dengan masa keemasan atau golden age, pada masa itulah pembentukan karakter sangat potensial di berikan pada diri anak-anak. Sedangkan orang yang suka berbuat jujur, suka menolong, sopan, bisa dikatakan seseorang yang memiliki karakter yang baik. Jadi, istilah karakter lebih tercermin pada personality seseorang . Pendidikan karakter merupakan upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada anak didik yang meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan yang ditujukan untuk melaksanakan nilai-nilai kebaikan dan kebajikan, kepada Tuhan YME, diri sendiri, lingkungan maupun kebangsaan agar menjadi manusia yang berakhlak .

Pendidikan karakter menurut pendapat Zubaedi, bahwasannya karakter merupakan cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa, dan Negara .

Dapat disimpulkan, bahwasanya pendidikan karakter merupakan sebuah proses dalam pembentukan anak untuk memiliki pribadi yang baik, memiliki jiwa yang bijaksana dan bertanggung jawab yang dihasilkan dari pembiasaan-pembiasaan pikiran, hati, dan perbuatan yang dilakukan secara berkesinamabungan dalam kehidupan seharihari dan dalam lingkungan sekolah. Nilainilai pendidikan karakter yang dapat ditanamkan pada anak usia dini mencangkup empat aspek, yaitu: aspek spiritual, aspek personal/kepribadian, aspek social, dan aspek lingkungan . Untuk membantu penanaman empat aspek nilai karakter kepada anak, pendidik dapat menggunakan berbagai macam metode, salah satunya metode bercerita dengan menggunakan media pembelajaran yang mendukung dalam proses bercerita.

Media berasal dari bahasa latin medius, dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media dalam proses pembelajaran, mampu membantu siswa dalam memahami pembelajaran yang didapat, serta mampu mengangkat minat serta motivasi siswa dalam proses pembelajaran .

Buku bergambar merupakan media yang sangat baik untuk membantu mengembangkan sosial emosional anakanak, melatih anak untuk mengekspresikan perasaan yang terdapat pada cerita tersebut. Melalui pembacaan cerita, anak-anak dapat belajar lebih banyak tentang pengetahuan dan ketrampilan emosional dengan mudah.

Menurut Musthafa & Musbikin mendongeng merupakan cerita khayalan atau karangan, akan tetapi jika cerita bisa berbentuk khayalan atau karangan, akan tetapi cerita bisa juga dari kejadian nyata. Keduanya memiliki persamaan, yaitu samasama bertujuan untuk menyampaikan pesan. Metode bercerita sering digunakan oleh guru untuk menyampaikan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita tersebut. Metode bercerita, sangat banyak sekali manfaatnya bagi anak-anak, yaitu menambah kosa kata bahasa anak, melatih imajinasi anak.

Anak usia dini menurut Nasional Assosiation in Education for Young Children adalah anak yang berada pada usia lahir sampai usia 8 tahun. Anak usia dini memiliki potensi genetik dan siap untuk dikembangkan melalui pemberian berbagai rangsangan. Marrison berpendapat, pendidikan anak usia dini berada dan dibatasi mulai usia 0-8 tahun.

Menurut pengertian anak usia dini di atas, dapat disimpulkan anak usia dini merupakan anak yang berada pada usia 0-6 tahun dan ada juga yang mengatakan 0-8 tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun