Mohon tunggu...
Gaguk HeriSetiawan
Gaguk HeriSetiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Nothing is unimportant, whatever God created

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sudut Pandang Negatif Masyarakat Terhadap Perempuan Single Parent

29 Juli 2022   09:04 Diperbarui: 29 Juli 2022   09:12 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Indonesia, bebeapa daerah telah dibentuk wadah/organisasi yang menghimpun janda seperti; "Forum Ikatan Janda Garut" (FIJAG), mereka menamai gerakan ini. Apa yang mereka perjuangkan, yakni sebagai upaya perlindungan hukum terhadap kaum perempuan yang berstatus janda. 

Forum ini juga sebagai wahana mengubah citra kaum janda, yang selama ini kerap dikonotasikan negatif. Pendirian institusi ini merupakan sarana memperjuangkan dan mengangkat harkat martabat para janda. kata ketua FIJAG, Tia Herawati. 

Selain di Garut juga telah terbentuk organisasi yang sama di Yogyakarta yaitu Persaudaraan Janda-Janda Indonesia (PJJI) yang didirikan sejak tahun 1991, kini sudah memiliki anggota hingga 1.000 orang, ketuanya Hj.Farilina H.Siswono Oetoyo, bernaung dibawah Yayasan Armalah. Visinya "Ingin melahirkan janda-janda yang mandiri, terhormat dan bermartabat".

Kedudukan Single parent

Single parent atau wanita yang berperan sebagai orang tua tunggal menduduki dua peran sekaligus, sebagai ibu yang secara kodrati merupakan peran alamiah dan sebagai ayah sebagai tugas tambahan. 

Untuk peran itu wanita dituntut untuk melakukan dua pendekatan , pertama pendekatan persuasif yang ditandai dengan kelemahlembutan dalam melakukan interaksi sosial dengan anak-anaknya, dan yang kedua pendekatan coertion yang ditandai dengan sikap tegas dalam membuat dan melaksanakan aturan tata tertib dalam keluarga. Indikator keberhasilan seorang wanita dalam membina dan mendidik anak-anaknya terletak pada kemampuannya dalam menggabungkan kedua peran tersebut di atas.

Memadukan dua sikap dalam satu tujuan tentu memerlukan kemampuan dan keterampilan, karena itulah seorang ibu dituntut untuk senantiasa membekali diri sejak dini, agar dapat lebih cepat beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan berbagai keadaan, termasuk menyandang predikat sebagai single parent. 

Kesiapan ini penting sebab sangat berhubungan dengan masa depan anak-anak dan keluarga secara keseluruhan, Seperti dikatahui bahwa anak-anak yang kehilangan ayah yang dicintai, adalah anak-anak yang rentan dengan berbagai masalah terutama disebabkan oleh tekanan psikologis, mereka mudah mengalami defresi yang kalau tidak dikendalikan dengan baik akan menimbulkan potensi konflik dan tentu menjadi resistensi berkepanjangan dalam keluarga.

Anggota keluarga single parent adalah anggota keluarga yang tidak utuh, dan seringkali memiliki pengaruh negatif bagi perkembangan anak. Dalam masa perkembangan seorang anak membutuhkan suasana keluarga yang hangat dan penuh kasih sayang. 

Di dalam keluarga yang tidak utuh kebutuhan ini tidak didapatkan secara memuaskan. Anak yang diasuh oleh ibu tunggal kehilangan figur ayah dalam keluarga. Hilangnya figur ayah akibat perceraian mengakibatkan anak kehilangan tokoh identifikasi. Tokoh tempat anak belajar bertingkah laku menjadi berkurang. 

Figur ayah memberikan perlindungan, rasa aman dan kebanggaan pada diri anak. Ketegasan seorang ayah memberikan pengaruh kuat dalam menanamkan disiplin dan kepercayaan diri anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun