Sebelumnya, aku selalu berprasangka jika waktu masih panjang.
Menebak dan merencanakan esok hari selalu datang.
Berbicara seolah lama dengan jarak yang belum tentu.
Menjelaskan tabu yang menjadi ragumu.
Namun, saat ini aku tersadarkan, waktu memang tak banyak
Aku terlalu naif untuk diriku sendiri.
Berharap dan bergantung pada waktu untuk mempertemukanmu.
Barangkali aku menyesal, dan kau menyiapkan jawaban;
"aku tak butuh rasa bersalahmu"
Ya, kau benar, rasa bersalahku hanya sebatas tanggungjawabku.Â
Apa yang aku katakan, apa yang aku lakukan memang sudah tak berarti lagi untukmu, kecuali doa disepanjang sujudku.
Aku telah gagal dalam memahami waktu, dan aku akui.
Saat ini, aku benci dengan kata "menunggu"
Dan seandainya masih ada, aku akan mengejarmu semampuku.
Mungkin pesan ini yang akan kau sampaikan padaku.
Aku harap kau lebih menemukan kehidupan yang baik dengan kembalimu kepada-Nya
"Orang baik selalu mendapat tempat yang terbaik, Perempuanku"
Tuban, 22 Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H