Mohon tunggu...
Daud M Nur
Daud M Nur Mohon Tunggu... Penulis - Wartawan

Menulis mengabadikan sejarah hari ini

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Nasib Tukang Becak di Tembilahan Ketika Ojol Hadir

12 Januari 2020   03:18 Diperbarui: 13 Januari 2020   13:39 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengayuh becak Haris (82 tahun) saat diwawancarai |dokpri

Seorang tukang becak tampak lesu diatas becak tua yang sudah puluhan tahun digunakannya untuk mengais rezeki menghidupi keluarga.Ia bernama Haris sudah berumur 82 tahun, kulitnya tampak mengeriput termakan usia ditambah lagi terkena sengatan matahari saat menunggu para penumpang, berharap menggunakan jasa transportasi roda tiganya yang sudah reyot.

Haris warga Pintu Air Kelurahan Tembilahan Kota mengaku sudah 50 tahun berprofesi menjadi tukang becak, pukul 05.00 Wib subuh ia sudah mengayuh becaknya berkeliling Tembilahan mencari penumpang. Target penumpang Haris dari kalangan ibu-ibu yang akan berbelanja ke pasar. Itupun kata Haris, ibu-ibu sudah banyak menggunakan kendaraan sendiri dan menggunakan jasa ojek.

Menjelang matahari terbit, Haris terus berkeliling Tembilahan mencari penumpang. Jika sudah pukul 08.30 Wib, Haris sudah mangkal di pelabuhan pelabuhan berharap dapat penumpang dari daerah menggunakan jasanya. Namun saat ini masyarakat lebih tertarik menggunakan sepeda motor dari pada becak.

Padahal becak di Tembilahan mempunyai sejarah, sempat menjadi transportasi primadona warga Indragiri Hilir zamannya. Namun dengan perkembangan zaman saat ini, tranportasi ini semakin kurang peminat.

"Sudah sangat kurang peminatnya. Orang lebih memilih menggunakan ojek," kata Haris.

Ungkapan yang sama disampaikan oleh Ismail (40 tahun) warta Jalan Kembang, mengaku sudah 20 tahun bekerja sebagai tukang becak. Ismail hanya mampu mendapatkan menumpang satu atau dua orang perhari, itupun penumpangnya membawa banyak barang baru menggunakan jasa becak.

"Perhari paling paling dapat 15.000, paling banyak 30.000," ungkap Haris

Ismail lebih muda dari pada Haris yang sudah berumur, sudah tentu masyarakat memilih tukang becak yang masih gagah. Saat mewawancarai warga, mereka lebih memilih tukang becak yang kuat dari pada tukang becak tua, menurutnya tidak tega saat menggunakan jasa tukang becak sudah berumur.

Ini salah satu pemicu kenapa Haris kurang mendapatkan penumpang. Kebanyakan para penumpang lebih memilih tukang becak yang lebih muda dan kuat mengayuh becaknya, apalagi Kota Tembilahan berjulukan kota seribu parit, memiliki banyak tanjakan jembatan.

PENUMPANG MINIM, BECAK DI TEMBILAHAN ALIH FUNGSI JADI PENGANGKUT BARANG
Saat ini penumpang becak sangat minim, eksistensi becak perlahan hampir punah. Fungsi becak sekarang hanya sekedar untuk mengangkut barang-barang, bukan lagi jasa angkutan manusia.

Hal ini dibuktikannya dengan minimnya penumpang becak. Warga seakan terpaksa menggunakan jasa becak ketika membawa barang tidak memungkinkan menggunakan ojek yang lebih praktis dan cepat. Becak jadi alternatif transportasi afektif membawa berang belanjaan.

Diungkapkan Haris, kebanyak orang sudah menggunakan jasa ojek. Ia terpaksa mangkal di pelabuhan dan pasar-pasar menunggu penumpang membawa barang belanjaannya yang banyak.

Itupun kata Haris, hanya menitipkan barang belanjaannya. Bukan hanya bawa barang belanjaan dari pasar, Haris mengaku juga mendapatkan barang belanjaan yang ukuran besar dari toko-toko, seperti kulkas dan bahan material bangunan.

Haris mengaku, jam efektif untuk mencari rezeki sebagai tukang becak itu dari pagi sampai siang. Ketika aktifitas pelabuhan sudah sepi, para penumpang sudah tidak adalagi, sangat sulit mendapatkan penumpang.

"Kalau sudah siang, pasar sudah tutup dan aktifitas pelabuhan sudah sepi. Itu tidak adalagi yang diharapkan," kata Haris

OJOL HADIR, BECAK TEMBILAHAN PUNAH
Menurut Dekan Fakultas Ekonomi (FEKON) Universitas Islam Indragiri (UNISI), Zainal Arifin Hussein, SE.,ME menuturkan, perkembangan zaman dan majunya alat transportasi di era digital saat ini tidak bisa dibendung. Kehadiran tranportasi di era digital membuat becak perlahan akan punah.

Apalagi diprediksi di wilayah Kota Tembilahan akan kehadiran layanan transportasi berbasis aplikasi, sudah tentu akan mengurangi pendapatan para pembecak, bahkan transportasi tradisional ini akan perlahan punah.

"Ini bisa saja terjadi, jika transportasi berbasis aplikasi seperti gojek hadir di Indragiri Hilir, maka becak akan tergerus dengan sendirinya," ungkap Zainal

Zainal berasumsi, jika layanan transportasi berbasis aplikasi hadir di Kota Tembilahan, maka akan mengurangi selera masyarakat untuk menggunakan becak sebagai transportasi umum membuat jasanya makin sedikit yang melirik.

Dia menginginkan semoga ada solusi dari pemerintah terhadap nasib tukang becak agar terus dapat menghidupi keluarga mereka melalui tarikan becak.

PEMERINTAH HARUS ADA SOLUSI INOVASI DEMI PERBAIKAN EKONOMI TUKANG BECAK
Menanggapi aktifitas becak tradisional di Indragiri Hilir yang semakin memperhatikan, Zainal Arifin Hussein menuturkan alat transportasi becak di Indragiri Hilir memang harus ada inovasi agar lebih manusiawi. Artinya pemerintah Indragiri Hilir harus mencarikan formula, dari becak tradisional menjadi becak modern.

Inovasi tersebut untuk menyelamatkan perekonomian para tukang becak yang dinilai masyarakat ekonomi bawah dengan memodifikasi becak dayung menjadi becak motor (bentor) atau becak listrik. Dimodifikasi dan dikemas dengan baik, bukan tak mungkin becak malah bisa jadi ikon wisata yang menarik di Indragiri Hilir dan tetap eksis.

Jika ada inovasi dari Pemerintah, keberadaan becak akan kembali diterima oleh masyarakat dan menjadi daya tarik para pengguna angkutan becak tersebut, dengan mengkonversinya menjadi becak yang digerakkan mesin tanpa menghilangkan keaslian bentuk becak itu sendiri.

"Inilah salah satu formula agar ekonomi para tukang becak membaik,"

Zainal mengaku, ia sudah membuat inovasi berbasis aplikasi untuk menggerakkan tukang becak di Indragiri Hilir dengan melibatkan mahasiswa Fakultas Ekonomi. Akan tetapi kata Zainal, aplikasi tersebut tidak maksimal diterapkan karena tukang becak di Indragiri Hilir masih banyak yang gaptek (tidak bisa mengoperasikan android).

"Kita sudah membuat inovasi berbasi aplikasi namanya AL-CAK (Aplikasi Becak.red), tapi belum bisa diterapkan,"

Zainal berharap jika sudah ada inovasi memodifikasi becak bentor maka jarak tempuh mengantar penumpang bisa lebih jauh. Tinggal lagi melakukan pelatihan pengoperasian aplikasi kepada tukang becak untuk memesan AL-CAK melalui android.

Penulis: Daud M Nur/Gagasanriau

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun