Dreamland, Uluwatu. Aku masih ingat, kami sekeluarga pernah ke sana 10 tahun yang lalu. Tempatnya asyik, bersih dan indah! Luar biasa, Indonesia memang kaya dengan keindahan alamnya. Nggak heran, kalau Bali bak candu bagi siapapun turis, entah lokal maupun internasional.
Di sana, anak-anak sangat menikmati mandi matahari. Berbaring di atas handuk hotel dan dipijat sama mbok-mbok yang menawarkan jasanya. Harganya murah-meriah. Rasanya di badan juga pas. Nggak hanya dipegang-pegang saja, tapi ada efek nyeri-nyeri sedap, hingga badan serasa capek lantas keesokan harinya segarrrr.
Aku lihat banyak sekali orang asing yang membalurkan lotion tabir surya. Supaya kulit mereka yang sensitif itu nggak kebakar. Aku memilih di bawah payung. Namanya juga orang Indonesia, takut hitam. Hahaha.
Kacamata hitam juga menjadi asesori yang nggak ketinggalan di pantai pasir putih itu. Pokoknya, seperti di film-film begitu, dah.
Itu dulu ...
Sekarang aku terperanjat melihat feed dari Sam Benchegib co founder "Sungai Watch." Menjijikkan, menyedihkan, memalukan.
Sengaja aku follow doi karena memang aku juga punya ketertarikan di bidang lingkungan. Sejak aku ikut LSM, aku memang sangat perhatian dengan masalah kebersihan. Aku juga mendirikan LSM "My bag is your bag" yang mengumpulkan tas kain Jerman untuk dibagikan di tanah air, supaya digunakan sebagai pengganti kantong plastik yang sangat susah diurai alam. Pembagian nggak hanya kepada ibu RT atau mahasiswa tapi juga anak jalanan. Supaya mereka makin semangat juga mencintai lingkungan dengan memakai kantong kain, juga bermimpi untuk ke Jerman. Belajarlah yang rajin dan keras.
Kembali ke Sam, cowok ganteng dari New York ini mengundang teman-teman di tanah air untuk mengikuti kegiatan bersih pantai Dreamland, Uluwatu yang kondisinya sangat memprihatinkan. Siapa yang buang sampah sembarangan? Mengapa tidak ada tindakah dari pemda setempat atau pengelola obyek wisata di dekatnya? Apakah ini dari tempat wisata di dekatnya? Atau terbawa gelombang dan arus laut dari suatu tempat ke pantai itu? Bukankan ini juga menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan ketika akan menjual obyek wisata? Kebersihan!!! Ini saatnya, kita ikut bertindak. Kamu ada waktu?
Kalian yang berminat, pada hari Sabtu 21 Desember 2024, pukul 8-14 WITA, silakan merapat. Seru, pastinya. Sebab aku yakin, kalian akan bertemu dengan banyak orang yang peduli dengan lingkungan dan kegiatan positif ini untuk negeri juga. Supaya tempat wisata kita tetap lestari. Kalau kotor, pasti akan jarang dikunjungi, bahkan nggak akan ada yang mau datang lagi.
Ditunggu, ya, ada minuman gratis pelepas dahaga kala acara.
Salam lestari wisata Indonesia. (G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H