Menunggu antaran makanan dan minuman lamaaa. Kedai memang sedang ramai, namanya juga jam makan siang. Aku coba usir bosan. Kutenteng HP, berfoto dengan Kompasianer satu - persatu, buat kenang-kenangan. Nggak tahu mengapa hasil fotonya banyak bintang-bintangnya. Kayaknya dari efek lampu. Lantas, Kompasianer Bayu (yang dulu-dulu hanya kudengar namanya saja) nawarin "Pakai kameraku saja mbak, pasti kamu tambah cantik." Aku melongo, "Kok, bisa, kamera kamu pakai magic apaan?" Dan benar, rupanya, hasilnya betul-betul sangat luar biasa. Foto kami, lebih indah dari aslinya. Acara foto kelar. Aku kembali duduk di kursi seberang kasir. Sembari menunggu makanan dan minuman yang nggak kunjung tiba, kami ngobrol. Ajeng yang mengenakan baju batik, duduk tepat berhadapan denganku. Bayu, di sebelahnya. Aku ngobrol-ngobrol menceritakan bagaimana keseharian di Jerman, lagi musim apa, enak dan nggak enaknya hidup di sana. Tentunya berbagi pengalaman di negeri orang akan memberikan gambaran bahwa terkadang "Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri." Ceritaku tentunya merupakan bagian dari perhatianku kepada teman-teman Kompasianer bahwa mereka sudah melakukan hal terbaik dalam hidup dan agar tetap menikmati hidup mereka selagi bisa.
Ungkapan berbagi, juga aku rasakan ketika kami berbelanja di "Vintage." Waktu itu aku girangnya bukan kepalang menemukan kebaya kuning seharga Rp 30.000,00. Aku cerita ke Riap yang sedang lewat, lalu ikut memilah-milah baju. Sampai akhirnya, pemenang scooter dari Kompasiana itu menemukan kebaya panjang warna maroon seharga Rp 45.0000. Saat menimbang-nimbang, aku bagikan pendapatku "Bagus, kok. Ayo, beli. Kapan lagi ada kebaya bagus begini, murah lagi. Udah, dicoba di sini." Riap meringis dan betul, kebayanya kayak dijahitin buat dia. Pas di badan. Aku pikir, perhatianku padanya dengan memberi komentar positif (bukan menye-menye nyinyir) akan menenangkan Kompasianer yang sudah aku kenal sejak lama itu. Jadi anak manis itu mudah, kok. Sayangi teman-teman kita.
5. Networking
Sebagai Project Officer dari acara online Koteka bertajuk "Kotekatalk", aku bertugas mencari narasumber tiap minggunya. Makanya, networking sangat penting. Dari berteman dengan kawan-kawan Kompasianer, aku jadi bisa mendapatkan narasumber, sesuai tema yang diangkat dalam waktu singkat. Misalnya Kompasianer Indria Salim yang ikut Kotekatrip-21 bersama kami di BAS, kemudian bersedia menceritakan pengalamannya nge-trip di Kotekatalk-179 setelah kujapri. Disambung Kotekatalk-180 bersama Kang Bugi. Artinya, gegara kenal Kompasianer, pekerjaanku jadi dimudahkan. Kadang, dari Kompasianer yang aku kenal, nanti dikenalkan ke narasumber lain. Network-ku jadi makin luas. Teruuuus dan terus berlanjut. Keren, kan?
Kalau sudah baca pengalamanku berteman dengan Kompasianer ini, apakah kalian masih ragu, bahwa berteman dengan Kompasianer itu banyak manfaatnya? (G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H