Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ngobrol tentang Banyumas di Kotekatalk-148

27 Oktober 2023   02:31 Diperbarui: 12 November 2023   20:56 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13 peserta Kotekatalk-147 (dok.Gana)

Ini aku, moderator Kotekatalk-147 (dok.Gana)
Ini aku, moderator Kotekatalk-147 (dok.Gana)

13 peserta Kotekatalk-147 (dok.Gana)
13 peserta Kotekatalk-147 (dok.Gana)

Mengenal mbak Etty lewat whatsapp group admin Komunitas di Kompasiana. Dia tanya tentang bagaimana mengembangkan komunitas baru. Merasa sudah 8 tahun ikut membesarkan Koteka, aku tertarik untuk mengajak komunitas tempat mbak Etty mengabdi, Cablaka, kolaborasi.

"Hallo, mbak, ini Gana dari Komunitas Traveler Kompasiana. Kompasianer Banyumas sudah ada komunitasnya di Kompasiana, kan? Kalau sudah ayo, kolaborasi dengan Koteka bikin kegiatan online karena aku ada di Jerman atau bisa juga jalan-jalan offline cari partner di Banyumas yang bisa sponsor.

"Iya sudah, tapi belum ada yang bisa diajak sharing untuk bahas program selanjutnya. Padahal saya banyak group penulis cuma belum pada siap gabung di Kompasiana. Komunitas Cablaka memang sudah ada 106 orang yang gabung. Tapi yang di Banyumas pengennya ikut. Kalau dari Kompasiana memangnya dana kegiatan berapa, mas?" Mbak Etty nggak tahu kalau aku berjenis kelamin perempuan. Panggilan mas padaku sungguh menusuk. Makanya aku jelaskan aku perempuan. Mbak Etty menyangka nama Gana itu pasti laki-laki. 

"Harus lomba dulu siapa yg rajin. Selama 3 Bulan ada quarter reward untuk 3 Komunitas. Dapat 1 juta. Kalau udah 2 kali menang nggak dapat lagi supaya yg lain dapat." Kukatakan pada mbak Etty tentang iming-iming dari Kompasiana. Aku tepok jidat. Mbak Etty belum up date kondisi sekarang. Dulu sekali, setiap komunitas dapat dana, lalu diganti hanya yang rajin. Sekarang diperketat, yang sudah dapat nggak dapat lagi. "Kapan-kapan  Koteka kerjasama dengan Komunitas Cablaka sharing tentang wisata Banyumas, bisa jadi narsum di acara Minggu-an Kotekatalk."Ajakku.

"Baiklah."

Seminggu berlalu, aku sambung lagi obrolan kami waktu itu. 

"Apakah komunitas Banyumas mau mengisi Kotekatalk untuk hari Sabtu, 21 Oktober jam 16 WIB?" Tanyaku.

"Bisa minta waktu hari besok nggak, ya?" Mbak Etty nawar. Pasti ia harus berkomunikasi dengan komunitas, untuk memastikan bisa nggaknya.

"OK, aku tunggu." Namanya juga minta tolong, harus sabar.

"Narsum harus Kompasianer?" Mbak Etty memastikan apakah narsum yang sedang diincar sudah betul dan cocok.

"Nggak harus, sih tapi kalau dari Komunitas Banyumas di Kompasiana, lebih baik. Narsum kami dari berbagai kalangan. Ada mentri Sandiaga Uno, dubes RI seluruh dunia, Konjen RI seluruh dunia, mahasiswa, dosen, bule, traveler, blogger, influencer, artis sampai Kompasianer...." Aku merasa bangga bahwa selama ini aku banyak belajar dari banyak orang tentang wisata lokal dan internasional. 

"Oyaya. Ini sedang menghubungi orangnya tapi mungkin sudah malam. HP off." Mbak Etty sudah mendekat salah satu narsum yang berkompeten di bidang wisata Banyumas.

"Kalau sampai besok belum ada kepastian kami harus cari penggantinya segera karena mepet." Karena program Kotekatalk itu mingguan, harus dipersiapkan sebelum Sabtu. Jumat adalah final 5W1H. Makanya kalau narsum unggulan gagal, cari penggantinya ASAP.

Akhirnya, segera setelah pulang kerja, aku buatkan flyer dari program Canva. Aku padu-padankan supaya cantik. Jadi. Aku kirim ke mbak Etty untuk dikoreksi.  Karena waktu itu narsum belum bisa memberikan konfirmasi, aku nggak bisa menyematkan fotonya. Hanya nama dan status. 

***

Beliau adalah bapak Bahrudin, S.E., M.Si. Spesialis Community based tourism itu akhirnya memberikan informasi tentang wisata Banyumas. Mulai dari wisata budaya, wisata kuliner, wisata alam dan tambahan wisata bisnis semalam di Cikakak. 

Saat ini pak Bahrudin sedang sibuk mengurusi Duta Wisata Banyumas 2023, festival Rwana Bojona dan masih banyak lagi. Budaya Banyumas memang lain daripada yang lain. Nggak salah kalau mottonya adalah tatag (kuat menghadapi tantangan), tutug ( jiwa yang istikomah) dan teteg (tanggung jawab). Tarian joget Bumbung adalah salah satu kekayaan budaya dari masyarakatnya. Kekayaan budaya lainnya adalah kain batik motif Kahuripan. Itu hasil dari lomba motif batik yang diselenggarakan dulu. 

Soal wisata kuliner kalian pasti nggak salah kalau menyebut getuk goreng, keripik  dan mendoan. Kalau ke sana, jangan lupa bawa oleh-oleh itu, ya. Yang ingin merasakan Ciu, artinya mendukung juga SDM local wisdom yang ada di sana. Nggak nyangka kalau ada 500 rumah produksinya, lho. Keren.

Keindahan Banyumas nggak hanya Baturaden. ya. Masih banyak lainnya yang keren. Pantai? Adaaaa....

Namun tidak ada yang sempurna di dunia ini, kawan. Pak Bahrudin yang ternyata tiga bulan lebih muda dari saya itu menyebut ada dua tips demi meningkatkan pariwisata Banyumas:

1. Hospitality. Keramah-tamahan orang-orangnya, bahasanya, workshop untuk para pelaku pariwisata. Kalau di hotel kan sudah. Ini yang di desa-desa.

2. Promotion. Promosi wisata Banyumas belum seheboh kota tetangga. Kegiatan offline harus dari mulut ke mulut, melalui medsos dan hadiah serta diviralkan.

Makanya begitu aku dengar apa kata pak Bahrudin, aku sempat menyebut ide kerjasama dengan Koteka dan Cablaka untuk diajak jalan-jalan gratis. Supaya nanti hasilnya akan menghebohkan pariwisata Banyumas. Betapa tidak, Kotekatrip akan mengusung produk wisata lewat promosi artikel di Kompasiana.com dan melalui instagram story dan atau feed. Itu pasti lebih mudah, murah dan cepat.

Ya, sudah. Semoga lain kali, impian ini terwujud, Koteka dan Cablaka jalan-jalan gratis ke sana.

Sudah, ya. Aku mau bobok dulu, ngantuk. Besok kerja lagi, nulis lagi.

Salam hangat. Sehangat martabak yang aku goreng untuk makan malam.  (G76)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun