Habis ngobrol soal duit yang berhamburan, aku beralih ke soal zoom Koteka.
"Om, Sabtu nge-zoom tentang Baduy, bisa? Pukul 16.00-16.30 WIB?" Aku balik kirim pesan ke Kang Rahab. Pria tukang madyang yang menjadi partner Koteka dalam Kotekatrip-5 di Baduy. Waktu itu mereka ke Baduy Luar, tempat yang belum pernah aku injak tanahnya. Pasti menarik, dong mendengarkan kisahnya. Katanya medannya naik turun begitulah. Seru!
"Yo, OK." Mas Rahab menjawab singkat tapi positif. Aku bahagia.
"Aduh, aku lupa bikin flyer. Ini aku bikin sekarang, ya. Ini link-nya untuk besok Sabtu. Sebentar saja, 30-40 menit." Namanya Gana, seminggu kerja, lupa kerjaan hobi. Untung aku sudah biasa mengerjakan flyer dan bikin artikel. Sampai saat itu berarti edisi 142. Seratus empat puluh dua. Aku pikir ini bukan ngaya tapi, konsisten. Beda, kann? Wkwk.
"Yo, OK." Aku bayangkan mas Rahab sedang pegang kamera, jadi sibuk nggak bisa panjang-panjang nulisnya. Atau dia capek habis mijet. Jarinya nggak bisa ngetik lagi.
"Mas, ada CV pendek untuk dibacakan sebelum talkshow? Nuwun." Namanya jadi moderator. Setelah buka acara, aku kudu informasi kepada peserta yang hadir, bahwa narsum kita ini bukan orang biasa. Orang Kompasiana. Keren-keren, lho!"
"Kompasianer mulai 2013. Domisili bogor. Best fiction kompasiana award 2014. Founder/Ketua kpk kompasiana sejak 2014. Konten kreator, blogger, vlogger, kuliner & traveling. Ngunuw wae." Mas Rahab menulis dengan jarinya yang aku percaya gede-gede, lebih gede dari jari-jemariku yang biasa nukang di Jerman. Wkwkw. Luar biasa melihat pencapaian bos Madyang ini. Sayang, walau suka makan, mas Rahab kurusan, ah. Ada apa dengan mas Rahab? Semoga bukan karena mikiran cewek Baduy yang cantik-cantik alami.
"OK, joss." Aku mengkonfirmasi bahwa CV sesingkat-singkatnya sudah aku terima. Lega. Aku pun bisa tidur pulas sampai ...