Hari Selasa, aku belum juga dapat konfirmasi dari narsum. No worry! Akupun segera mencari penggantinya untuk Sabtu. Nama pak Taufik melintas di benakku. Pensiunan yang banyak acara dan banyak menulis buku jalan-jalan itu aku japri. Apalagi di WA Group Koteka, pak Taufik suka iming-imingi kami foto dari Uzbekistan dan Kazakhstan. Huh, pamer, thok! Dibagi, dong.
"Pak Taufik, Sabtu besok bersedia dan ada waktu untuk share tentang Uzbekistan? Pesanku, menodong beliau untuk menjadi narsum Kotekatalk hari Sabtu. Mendadak, sih. Tapi Tuhan akan selalu membantu jika tujuan kita baik dan ikhlas.
"Boleh... he he he. Kebetulan baru pulang dari Uzbekistan dan Kazakhstan. Jadi masih hangat he he he." Pak Taufik biasanya hari Sabtu mengajar. Namun memang sudah rejeki anak manis. Hari itu nggak ada acara karena mengajar diganti hari Minggu. Makanya aku selalu nggak malas berbuat baik karena aku tahu banget, berbuat baik itu akan dibukakan pintunya oleh siapa saja. Percayalah.
"Aku bikin flyer nanti malam, ya, pak." Karena waktu itu aku mau berangkat kerja, waktu yang tepat untuk membuatnya adalah nanti malam selesai pulang kerja. Membuatnya cepat karena ide-ide begitu cepat menari-nari di kepala. Yang susah dicari, waktu untuk dicuri. Wkwkw. Kerja 7 jam sehari, ditambah kerjaan RT di rumah berapa jam. Belum anak dan suami oek-oek. Hedeh. Waktunya diiris-iris.
"Ini bisa jadi backgroundnya ... Registan square di Samarkand." Pak Taufik mengirim gambar salah satu tempat wisata kondang di Uzbekistan. Beda pendapat itu biasa. Aku memasang gambar pak Taufik itu di bagian figura yang menampilkan tempat wisata di sana. Ada pak Taufik dan ibuk, malah. Belum lagi makanan sana yang pasti bikin lidah dangdutan. Untuk background aku bikin soft saja supaya keterangan tentang acara bisa dibaca. Nggak ramai. Desainnya banyak aku padu-padan dari Canva yang gratisan. Premium nggak bisa bayar, lah. Mending uangnya dibuat trip supaya banyak teman-teman Koteka yang nggak kurang piknik daaaaannn mempromosikannya setelah pulang nanti. Sekali mendayung, dua tiga kerjaan terlampaui.
"Begini, ya, pak. Ada koreksi? Untuk titel bapak, mau itu atau diganti: Penulis Menembus Tirai Bes? Eh, jangan lupa saya dikasi short CV untuk dibacakan sabtu ya, pak?" Tadinya kusebut bahwa narsum Kotekatalk-144 kali itu adalah penulis buku 1001 Masjid di 5 Benua. Padahal buku terbaru pak Taufik adalah "Menembus Tirai Besi" dengan tiga jilid!" Akhirnya, aku tulis statusnya juga sebagai Koteker of the month February 2023. Pak Taufikuieks memang rajin menulis wisata di Kompasiana, sehingga mendapat apresiasi dari Koteka. Mendapat kaos dan piagam online.
"He he he ... diganti penulis Menembus Tirai Besi juga boleh, karena lebih relevan dengan tema Uzbekistan sebagai salah satu negeri eks Soviet. Menembus Tirai Besi kan 3 jilid itu buku saya tentang jalan-jalan ke negeri-negeri eks Soviet. Kenapa judulnya Uzbekistan Negeri Bangsawan Sejatii?? He he he, saya malah belum tahu ... he he." Pak Taufik dan ibuk sudah ke Uzbekistan. Mereka baru tahu kalau Uzbekistan itu artinya negeri bangsawan atau pemimpin sejati. Aku yang tangannya suka nggratil nyari di internet, nemu aja!
"OK. Nanti aku ganti ya, pak. Nuwun" Balasku cepat-cepat karena istirahatku hanya 30 menit. Kalau lama-lama chat, waktuku minus ...aku nggak bisa semedi, dong. Hahaha.
***
Hari H. Pak Taufik sudah siap dengan slide PPT untuk zoom Kotekatalk-144. Kebetulan pak Taufik hari itu sedang jalan-jalan ke Lapangan Banteng dan cuaca baik, sehingga internet nggak ngabur ke mana. Untungnya, aku yang share dokumen, foto, video dan sejenisnya. Jadi sepanjang narsum ada internet, nggak masalah ngobrol santai sambil jalan-jalan. Wkwk.
Pak Taufik memang salah satu Kompasianer yang hobi jalan-jalan. Pekerjaan beliau dulu yang di perusahaan aviasi, membuat hasratnya terpenuhi. Ditambah, ibuk juga sama di maskapai sampai pensiun. Seru bingit, ayo irilah. Pak Taufik sama bu Taufik romantisan ke luar negeri. Tapi ingat ya, mereka begitu karena kerja keras, nabung dan hemat. Kalian juga begitu?
Mata kami dimanja tempat-tempat wisata yang difoto pak Taufik. Satu persatu slide diceritakan pak Taufik layaknya serdadu. Cepet, singkat, padet.
Yang aku suka mendengarnya adalah: bebas visa! Sebagai traveler aku masih tetep males ke negara yang harus lamar visa. Walaupun menjadi permanent resident di Jerman, aku punya banyak kemudahan dibanding kalian yang ada di Indonesia, aku masih menganggap ini sebagai momok. Karena harus jauh hari dikirim, sedangkan aku bekerja seharian per minggu. Nggak keburu. Belum lagi bea yang dikenakan.
Makanya, Uzbekistan adalah salah satu tempat wisata yang bisa kita pilih, jalan tol! Apalagi seperti kata pak Taufik kalau pesen tiketnya jauh hari, 5 juta dapat. Ihhh, ngiler bingit, dah.
Ya, udah, nabung, yuk! (G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
