Yup. Sabtu lalu itu kali kedua mas Agustinus, instagram influencer yang pernah kita temui di Kotekatrip bersama Wisata Kreatif Jakarta dalam Bhineka camp, nggak jadi mengisi acara Kotekatalk. Yang pertama karena ada acara dan memang sebenarnya ia meminta harinya diganti bukan Sabtu. Karena Sabtu sudah menjadi trademark Koteka dalam Kotekatalk, nggak bisa, deh.
Yang kedua, Sabtu kemaren itu, mas Agustinus akan berangkat ke China diteruskan ke Uzbekistan. Memang belum rejeki. Hiksss. Aku ngguguk di pojok dapur.
Emm. Begitulah, ending-nya. Karena menuju Sabtu dalam hitungan jari, aku menerima usulan mbak Siti, salah satu Kompasianer yang mulai aktif ikut Kotekatalk.
"Wis, mbak kamu yang ganti isi. Kamu kan sudah ke mana-mana." Perempuan Purworejo yang lama di Jerman itu menyemangatiku. Ia bersedia didadak menjadi moderator, walau lebih memilih pegang gitar dan nggenjreng nyanyi. Hahaha, kursus gratis di Koteka, nih supaya ulung jadi moderator.
"Apa orang nggak bosan, mbak. 4 L (Lu Lagi Lu Lagi)." Aku pengen supaya ada admin lain atau Kompasianer lain yang mengisi. Tapi sungguh nggak mudah, karena tidak semua orang mau. Tidak semua orang bisa. Tidak semua orang sanggup. Jangan tanya kenapa.
"Jangan lihat siapa yang bicara tapi apa yang ia bicarakan." Mbak Siti lagi-lagi memompaku. Gaya dia, meniru F. Kennedy.
Sehari sebelum acara, aku cek folder gambar, di mana aku menyimpan dokumentasi perjalanan kami. Lantas aku buatkan presentasi di Power Point. Aku bagi ceritanya menjadi 10 lembar.
- Flyer
- Daftar isi
- Pengalaman di Air B&B
- Pengalaman di Le Pirate Hotel
- Pengalaman ke Pasar Ujung
- Pengalaman di Sylvia Resort
- Pengalaman di Pulau Ular
- Pengalaman di Pulau Komodo
- Pulau Kelor
- Ucapan terima kasih
Tidak ada kalimat yang aku tulis di sana. Iya, hanya gambar. Walaupun aku nggak makan kroto, tapi aku tahu aku bisa ceriwis walau hanya melihat gambar. Maklum aku 11 tahun jadi penyiar dan aku seorang guru. Ngomoooooong terus.
Pak Sutiono tanya apa jenis ular yang aku liat di pulau, yang pasti ular air karena bisa berenang ke air, lainnya aku nggak tahu. Bahrudin penasaran bagaimana dengan bea ke sana sebagai backpacker. Pasti lebih murah karena budget bisa ditekan. Bisa jalan kaki, bisa makan warung, bisa nggak mandi. Wkwk. Dan pertanyaan lain yang terpampang di kolom chat.
Peserta yang hadir waktu itu hanya 10, tapi bagiku nggak masalah. Yang penting misiku untuk mempromosikan wisata Indonesia kena. Kalau negara tetangga saja tahu, mosok negara sendiri belum pernah dijajaki. Aku tahu. Nggak enak rasanyahhh... sadarlah.
Ini output yang aku pikir, lebih dahsyat dari artikel yang ditulis. Tapi sekali lagi pendapat orang bisa saja berbeda. Aku tetap pada pendirianku dan kalian pada pendirian kalian. Wkwk.