Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Nge-zoom Bareng Sari Koeswoyo

8 Juni 2023   00:00 Diperbarui: 8 Juni 2023   00:11 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa tahun yang lalu aku dihubungi seorang kawan lama dari Semarang yang juga tinggal di Jerman. Ia menawarkan apakah aku mau dijadikan salah satu narsum sebuah talkshow membahas kebaya. Wah, tersanjung, aku merasa diperhatikan apa yang selama ini aku kerjakan, dunia seni di antaranya dengan menari dan memakai kebaya dalam kesempatan khusus di Jerman. Nah, di antara narsum lain yang nggak kukenal, ada mbak Sari Koeswoyo. Masih ingat lagu "Cicak-Cicak di Dinding?"

Dari sana, aku kenalan di instagram lantas dapat no HP-nya. Karena waktu itu aku mau ke Indonesia dan ingin ketemuan sama mbak Poppy Karim, desainer kebaya di daerah Nangka (yang juga ternyata daerah mbak Sari), kami janjian. Tapinya memang belum jodoh, kami nggak ketemu, walau aku benar-benar ke Indonesia di suasana pandemi yang kudu tinggal 10 hari di hotel waktu itu. Halah.

Ya, sudah.

Ternyata komunikasi kami berlanjut ketika bapak Nomo Koeswoyo meninggal dunia. Innalillahi ....Kemudian tiba-tiba, aku kok ada saja ide untuk memintanya menjadi narasumber di talkshow Komunitas Traveler Kompasiana. Aku tahu dia suka jalan-jalan. Mbak Sari bisa saja menceritakan pengalamannya berwisata lokal atau di luar negeri. Karena minggu itu belum siap, mbak Sari minta ditunda minggu berikutnya.

Tepat pada hari Sabtu, 27 Maret 2023, mbak Sari berhasil kami pinang sebagai narasumber. Judul yang dipilih adalah "Wonderful Indonesia: Keindahan Tuban, Pelabuhan Utama Zaman Majapahit. Mbak Sari adalah keturunan orang Tuban. Jadi pas banget dengan tema, apalagi mbak Sari masih sesekali berkunjung ke sana. Nggak hanya untuk mencicipi Rajungan mercon dan Lobster Sandal tapi juga menilik keindahan alam yang bagus.

Karena kupikir akan lebih seru melibatkan orang-orang Tuban, sebagai pemilik daerah wisata yang akan dibahas, aku meminta tolong teman baik, dik Yunan. Dosen UNESA Surabaya yang sedang kuliah S3 di Bali itu merekomendasikan temannya di Universitas Ronggolawe Tuban. Terima kasih, dik. Melalui chat dengan ibu Marita aku dikenalkan dengan direktur Kantor Internasionalnya, ibu Christine Panggabean, akhirnya setelah aku mengirim surat dan flyer, ibu direktur Unirow ACC. Mendadak sekali dan ajaib seperrti diberi jalan tol. Orang baik kalau ada niat baik, inshaallah lancar. Kalian percaya? Kalau hidup kalian nggak happy,  pasti ada yang salah dengan sebuah jiwa.

Jadi moderator, aku pakai kebaya! (dok.Gana)
Jadi moderator, aku pakai kebaya! (dok.Gana)

Aku mewakili admin Koteka bertindak sebagai moderator. Hari H, ibu Prof. Dr. Supiana memberikan sambutannya dan hadir 28 peserta hari itu. Terima kasih yang sudah hadir! Kebanyakan adalah fans mbak Sari, alias bapak dan ibu dosen kampus. 

Meskipun ada beberapa mahasiswa dan traveler dari Koteka, Koteker yang turut hadir. Mirip reunian! Tanggapan positif acara tersebut membuatku berbunga-bunga. Bu direktur malah menambahkan supaya ada kegiatan kerjasama berikutnya di masa mendatang. Aku pun sudah merengreng rencana. Dalam forum, aku sudah bertanya apa mbak Sari bersedia menjadi pemandu "Kotekatrip: Tur ke Tuban bersama Sari Koeswoyo." Mbak Sari langsung mau bungkus. Seru banget, ya. Aku jadi semangat.

Dalam Kotekatalk-128 itu, mbak Sari kelihatan segar nan cantik terawat walau sudah jadi nenek-nenek. Kacamata bingkai hitamnya menjadi aksen wajahnya yang bersih hari itu. Cara bicaranya yang apa adanya, membuat kami nyaman dan senang menyimak acara yang sampai menyentuh maghrib tersebut. Tadinya mbak Sari nggak enak mau cerita tentang jalan-jalan di tempat wisata Tuban. Bukankah yang hadir orang Tuban lebih tahu banyak? Aku bilang, pasti kalau artis yang jalan-jalan beda, ya. 

Apalagi mbak Sari banyak wara-wiri di luar negeri, matanya sudah mirip orang asing dalam menyoroti pariwisata di tanah air. Nggak heran kalau ia menyebut fasilitas toilet dan tempat wisata yang kurang terawat harus ditingkatkan. Aku yang sudah lama tinggal di Jerman akan menyatakan hal yang sama. Sebagai pemandu acara, aku harus mencermati daftar pertanyaan di kolom chat zoom yang pinjam dari link mas Ony yang baik hati dan penyabar. Aku suka tipe orang seperti itu; suka berbuat baik, nggak pernah berkalimat jahat, berpikiran positif selalu dan suka membantu.

Oh, iya karena pertanyaannya sedikit, aku menyebut nama-nama yang hadir supaya berminat untuk bertanya atau memberikan tanggapan atas presentasi mbak Sari. Keren juga, ada pak Budi yang sedang berada di pantai Tuban langsung menceritakan keindahan yang sedang dinikmatinya. Ah, mirip virtual trip.

Terakhir, teman-teman ... sebelum zoom ditutup dan aku simpan rekamannya, mbak Sari memperlihatkan koleksi kain gedog asli Tuban setelah presentasi singkat ia paparkan. Aduh, aku belum punya wastra itu! (G76)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun