Segera hasta karya saya buat. Sebuah bandana untuk hiasan kepala. Semua dikaitkan dengan benang. Teman yang lain, ada yang mengumpulkan bungkus kentang, bungkus rokok, bungkus teh, bungkus kopi, kardus makanan, dan lain-lain.
Seminggu kemudian, banyak teman yang ikut mengumpulkan bungkus permen yang sama. Kepala saya berputar, apa yang bisa saya buat agar hasil prakarya saya unik?
Ah, saya ingat, ada:
- Masker biru, lila dan hitam dari anak gadis
- Masker pink dari anak bungsu
- Masker putih dari saya dan suami
Betul! Saya mengumpulkan masker bekas untuk nanti bisa dipakai lagi, misalnya dengan oven atau dicuci di mesin cuci dengan temperatur 60 derajat.
Tapi ternyata kenyataannya nggak dipakai, karena kata anak-anak gatal. Bulu-bulunya mbradul, menggelitik hidung. Tapi sudah steril, dibuang sayang. Mengapa nggak dijadikan bahan prakarya untuk dikumpulkan April nanti?
Selain bahan tersebut, peralatan lain yang saya butuhkan adalah:
- Benang
- Jarum
- Gunting
- Manekin
Mencari ide
Memandangi tumpukan bahan masker, kepala saya berputar, "Dijadikan apa, ya?"
Karena saya suka fashion dan suka menonton "Germany Next Top Model" atau GNTM, saya ingin membuat sesuatu yang bisa dipakai. Nah, ingat, saya punya jaring dari bekas pembungkus pohon natal Desember yang lalu. Belum dibuang.
Akhirnya saya pikir, mengapa tidak membuat baju?
Pertama untuk bagian kerah, saya buat dari masker operasi warna biru. Supaya lebih cantik, saya timbun dengan tumpukan bunga mawar yang juga dibuat dari bahan yang sama. Hanya dibalik, supaya warna birunya lebih lembut dari bagian luar.