Menghitung hari, seperti lagunya Krisdayanti.
Memasuki hari ketujuh karantina di hotel, aih! Banyak orang yang mengkhawatirkan keadaan saya, termasuk suami dan anak- anak. Katanya seperti burung dalam sangkar lah, badan terpenjara lah ...
Ih. Yang dikarantina happy, yang lihat melow. Yeee ....
Saya? Enjoy saja, tuh.
*Ada yang jemput waktu di bandara.
*Ada yang masakin. Makanan Indonesia enak banget. Di Jerman sudah bahannya susah dan mahal, masak sendiri rempong. Mending waktu buat menulis di Kompasiana. Ya nggak? Boleh bagi ilmu, bagi wawasan, bagi pengalaman, bagi ide... ibadah tuh.
*Ada yang nyuciin baju dan setrikain sekalian. Lemir, diantar ke kamar dengan bau harum-berplastik. Eh.
*Ada yang bersihin kamar, pico bello! Cat kuku saya awet, nggak rusak, nggak kegesek barang-barang tumpul atau tajam.
*Ada HBO, saya bisa nonton sepuasnya. Padahal di rumah ada Netflix dan Rapidshare, jarang nongkrong di sofa, waktu banyak buat belajar dan cek anak-anak serta sayangi suami. Eaaaa...
*Ada internet untuk menghubungkan diri dengan dunia luar. Yang kurang hanya jendela yang bisa dibuka supaya udara segar masuk selama 10 hari karantina. Kan nggak boleh keluar kamar kan? Burung saja sangkarnya bolong-bolong, seger.