"Buk ... kamu ngapain?" Suami membuka pintu ruang komputer di mana saya sedang bergaya di depan HP.
"Bikin rekaman nyanyi" Muka saya gemes, rekamannya harus diulang karena ada suara suami. Jiahhhh.
"Nggak usah, repot amat, buat apa? Ayo, nemenin aku nonton Simpson saja." Wajah suami sudah mendung.
"Ihhh ... sebentar kenapa, sih. Ini untuk lomba 17 an di KJRI. Dateline hari ini, 2 jam lagi." Merasa sudah daftar, sebaiknya harus mengirim hasil rekaman untuk diikutisertakan. Kemarin-kemarin selalu ketinggalan ikut lomba 17 an. Kali ini harus ikut.
"Nggak usah, nanti hadiahnya aku beliin." Suami memaksa. Daripada istrinya nyari hadiah, suami saja yang sediain.
"Nggak bisa, paaaak." Kata saya manjah.
"Ya udah, HP sama laptop aku umpetin, sini." Pria saya mulai usil.
"Ih, jahaaat, ... sebentaaaar saja, kok. OK?" Pinta saya sembari menyembunyikan HP.
"Ah, janjimu." Suami pergi. Ngambek kerana saya keukeuh meneruskan rekaman menyanyikan lagu "Bangun Pemudi-Pemuda."
Ah, biasa, suami saya nggak tahu bagaimana rasanya ikut lomba 17 an itu sesuatu. Dan lomba di luar negeri kan lucu. Ini lagi, lombanya dengan online karena pandemi. Artinya, kita nggak perlu ke mana-mana, hanya lewat online, jadi. Seru.