Menulis di blog sejak kepindahan di Jerman itu tujuan utamanya adalah melestarikan Bahasa Indonesia karena tiap hari harus berbicara dengan Bahasa Jerman. Kedua, supaya menyambungkan diri dengan Indonesia. Istilahnya, jauh di mata dekat di hati. Eaaaa....
Kedua tujuan itu sudah terkabul sampai hari ini. Saya tidak canggung untuk berbahasa Indonesia dalam puluhan zoom, di mana saya sebagai pembicara yang presentasi atau moderator.
Coba kalau saya sudah lupa Bahasa Indonesia? Mana bisa saya ngomong bahasa ibu di depan massa? Saya masih bisa menulis buku-buku berbahasa Indonesia. Terus dan terus.
Teman-teman, menurut pengamatan saya, diaspora yang sudah lama di luar negeri, biasanya akan mengalami masa di mana memiliki kesulitan dalam berbahasa.
Bahasanya bisa campur-campur dan kadang lupa beberapa padan kata dalam bahasa Indonesia. Tidak percaya? Ayo, buktikan dengan pindah ke luar negeri dalam periode waktu yang panjang.
Hore, tembus Poin 50.000 di Kompasiana.com
Ada lagi tujuan saya menulis di Kompasiana selain kedua maksud tersebut di atas tahun 2020? Bukan, bukan meraih award di Kompasianival karena saya sangka tidak akan pernah dicalonkan dan tidak akan pernah menang! Apalagi pengalaman kecewa dinominasikan tahun 2013 dan 2014 dan tidak menang.
Lalu tahun 2016, saya masuk 10 besar Kompasiana juga tidak masuk nominasi. Pupus sudah. Tapi saya ingat, kembali lagi pada tujuan awal masuk Kompasiana, bukan untuk mendapatkan award.
Jadinya, saya tetap mengembangkan bakat dan minat, sampai kemudian mukjizat terjadi, saya mendapat 3 awards dari pejabat negara RI di Hongaria dan Jerman. Dan Kompasianer of the year 2020! Sungguh anugerah terindah.
Makanya ada maksud lain di Kompasiana, yakni saya ingin menembus 50.000 poin pada akhir tahun 2020. Artinya 31 Desember 2020. E, nyatanya, hari ini baru tanggal 21 Desember 2020 sudah mencapai tujuan itu. Yaiy, lunjak-lunjak!
Bagaimana saya mewujudkannya? Gampang, pertama; tetap menulis tanpa beban tapi selalu ingat punya tujuan. Tidak terlalu berharap mendapat AU atau feature. Jika yang baca dan atau komentar sedikit, tidak masalah. Lanjut. Terakhir, tidak harus setiap hari menulis di Kompasiana karena saya belum sanggup.