Kadang kita nervous kalau ngomong atau diwawancarai, lantas kalau orangnya pergi kita garuk-garuk. Jika kita ingat ada yang kurang atau ingin ditambahkan bisa segera mengirimnya lewat email. Biasanya mereka akan menanggapi dengan baik. Jangan lupa menuliskan subyek email.
Misalnya: Gana Indonesien (Extern), yang artinya ini tentang saya dari Indonesia (pihak luar bukan pekerja dari koran yang bersangkutan).
3. Tukar-menukar nomor telepon/HP atau alamat email yang bisa dihubungi.
Ketika bertemu wartawan dan diwawancara, adalah hal yang lumrah jika wartawan akan meminta nomor kita atau alamat email yang bisa dihubungi.
Tukar menukar alamat ini tentu tidak hanya berguna sebelum berita di koran diturunkan, melainkan untuk menyambung silaturahim.
Saya masih ingat pesan ibu wartawan "Kalau kamu ada kegiatan Indonesia, aku diundang ya, nanti aku liput." Tentu saja senangnya bukan kepalang. Punya kenalan wartawan yang mampu mendukung apa yang kita lakukan secara suka rela adalah sesuatu.
Selain menggunakan media sosial (facebook, instagram, twitter, kompasiana, linkedin dan lainnya) yang bisa kita lakukan sendiri, media cetak harus kita manfaatkan untuk mengabarkan pada dunia tentang kegiatan yang kita lakukan supaya cetar membahana.
4. Ucapkan terima kasih
Jerman memang negara modern tetapi masih memegang nilai-nilai budaya yang bagus seperti kebiasaan mengucapkan guten morgen (Selamat pagi), entschuldigung (maaf) dan danke (terima kasih).
Untuk itulah, kita nggak boleh lupa mengucapkan terima kasih pada wartawan sebelum dan sesudah berita dimuat. Jangan jadi kacang lupa kulit, deh, nanti dikira nggak sopan juga sudah ditolong tidak tahu diri. Andai kita sudah terkesan sopan dan charming, bayangan saya wartawannya akan kepencut sama kita dan nagih.....
Betul, intinya karakter orang Jerman itu biasanya kalau sudah cocok akan langganan alias tak bisa ke lain hati.