Jumat adalah hari kerja terakhir yang banyak ditunggu-tunggu banyak orang termasuk saya. Meskipun saya bukan golongan orang yang gampang bilang "I hate Monday" tetap saja Jumat yang hanya separoh hari sekolah, merupakan detik-detik bahagia, di mana saya bisa berkumpul dengan suami dan anak-anak, menyelesaikan pekerjaan RT yang terbengkalai dan tentu belajar.
Maklum hari-hari terasa pendek dengan program Ausbildung atau dual system sekolah sambil kerja yang saya ambil sejak 1 September 2020 ini. Jadi Jumat sore-Minggu harus dimanfaatkan dan dinikmati semaksimal mungkin. Yes, it's a quality time.
Siapa bilang 13 itu nomor sial?
Dan hari Jumat kemarin adalah tanggal 13 November 2020. Hey, siapa bilang tanggal 13 adalah nomor sial? Ini buktinya ....
Hari itu, kami sudah janjian dengan mbak Risa, konsul dari Konsulat Jendral Republik Indonesia di Frankfurt sejak dua minggu sebelumnya. Kabarnya, bapak Konjen yang baru tiba Agustus lalu menggantikan bapak Toffery, akan berkenan mampir ke rumah kami.
Saya ingat, dalam sebuah zoom sebagai perkenalan diaspora Jerman dengan Konsul Jendral Acep bulan lalu, saya sempat mengemukakan uneg-uneg, berharap bapak Konjen tidak hanya akan mengunjungi tempat atau kegiatan yang diadakan di kota besar saja seperti Frankfurt, Stuttgart dan Mnchen seperti yang sudah-sudah.
Seperti kita ketahui, KJRI Frankfurt memiliki wilayah kerja yang luas meliputi wilayah kami tinggal (Baden-Wuerttemberg, Bayern, Hessen, Nordrhein-Westfalen, Rheinland-Pfalz dan Saarland. Di 6 dari 16 negara bagian di negara Bundes Republik Deutschland aka Jerman itu, ada kota besar dan kecil yang masuk wilayahnya. Jadi, bukan hanya kota besar saja, bukan?
Sebagai informasi lebih lanjut, beberapa obrolan dengan diaspora yang aktif mengenalkan seni dan budaya Indonesia, banyak selentingan bahwa Konsul Jenderal KJRI hanya datang atau memperhatikan kegiatan atau diaspora yang ada di kota besar. Benarkah demikian?
Jawabannya adalah tidak benar. Nyatanya, bapak Konjen Acep Somantri benar-benar membuktikan kalimat yang beliau ucapkan dalam zoom. Beliau datang ke rumah saya, di daerah terpencil yang dikelilingi oleh hutan dan perbukitan (Karpfen dan Lupfen)!
Usai minum teh hitam manis Indonesia dan makan masakan Sunda "Warung Ni Luh" di ruang makan yang diisi mebel asli Indonesia, bapak Konjen menyampaikan sebuah piagam penghargaan kepada saya.
Tertulis "Konsul Jenderal Republik Indonesia di Frankfurt memberikan penghargaan kepada Sdri. Gaganawati Stegmann atas upaya mengenalkan budaya dan pariwisata Indonesia kepada warga Jerman di Seitingen-Oberflacht, Baden-Wuerttemberg, Jerman."